Ada Apa dengan Uber Hingga Harus Mundur dari Persaingan?

Bacaan Asik – Uber secara resmi mundur dari persaingan transportasi online di kawasan Asia Tenggara. Perusahaan asal California tersebut telah menyerahkan seluruh unit bisnisnya kepada pesaingnya, Grab untuk kawasan tersebut. Hal itu pun hanya dengan menyisakan saham sebesar 27,5% dari keseluruhan kepemilikan. Ada apa dengan Uber hingga harus mundur dari persaingan?

Menyerahnya perusahaan tranportasi online tersebut menjadi yang ketiga dalam sejarah mereka. Mereka selalu mengalami kendala saat mencoba peruntungan di luar pasar Amerika Serikat. Sebelumnya, mereka sudah menyerahkan unit bisnisnya di China kepada perusahaan ride-sharing, Didi Chuxing pada 2016. Perusahaan yang berbasis di San Francisco itu pun hanya menyisakan 17,5% bagian saham dari perusahaan milik taipan asal China, Cheng Wei tersebut.

Uber juga telah diakuisisi oleh layanan dan produk internet, Yandex yang berasal dari Rusia. Imbalan yang didapatkan hanya berupa 37% bagian dari saham gabungan kedua perusahaan tersebut. Dan terakhir, Uber pun menyerahkan aset mereka kepada Grab, per 26 Maret 2018.

Dara Khorowshahi selaku CEO, menyampaikan jika mundurnya Uber dari pasar di kawasan Asia Tenggara ditengarai akibat batasan yang dimiliki dalam mendominasi sektor transportasi online di beberapa negara di dunia. Dara mengatakan jika strategi global mereka kurang tepat. Hal ini disebabkan karena mereka terlalu banyak mencoba bertarung melawan kompetitor yang tidak sedikit, dengan cakupan kawasan yang luas.

Baca juga: Resmi gabung Grab

Persaingan ketat di Asia Tenggara juga menjadi salah satu alasan bagi perusahaan pendanaan asal Jepang, SoftBank untuk mempercepat proses transaksi antara Uber dan Grab. SoftBank sendiri merupakan penanam modal terbesar Grab, yang juga merupakan pemegang saham mayoritas di Uber. Selain itu, SoftBank juga membantu layanan transportasi online lainnya. Ola di India serta Didi Chuxing di China merupakan hasil dari sokongan SoftBank. Gabungan dari empat perusahaan tersebut mampu melayani hingga 45 juta perjalanan setiap harinya.

Fokus Uber untuk turun di bursa saham

Dara menambahkan jika perusahaan yang dimilikinya tersebut akan lebih fokus ke dalam sejumlah pasar utama yang saat ini sedang mereka jalani. Pria keturunan Iran-Amerika tersebut juga optimis apabila kepemilikan saham di gabungan bisnis mereka dengan Grab, Didi Chuxing, bahkan Yandez akan terus menanjak.

Mundurnya Uber dari persaingan di kawasan Asia Tenggara tersebut juga diharapkan akan mampu untuk menyeimbangkan neraca keuangan mereka. Mereka berencana untuk bermain di bursa saham, atau IPO, di tahun 2019 mendatang. Ditambah, sejauh ini mereka telah mengeluarkan dana sekitar USD 10,7 miliar sejak pertama didirikan pada tahun 2009 silam.

Terima kasih telah membaca artikel

Ada Apa dengan Uber Hingga Harus Mundur dari Persaingan?