Jakarta, Selular ID – Dalam gelaran Mobile World Congress Shanghai 2021, ZTE memamerkan teknologi di bawah layar kedua, yang merupakan penerus teknologi kamera bawah layar pertama perusahaan, dan hadir dengan berbagai penyempurnaan.

Sebelumnya ZTE sudah merilis ZTE Axon 20 5G sebagai ponsel pertama dengan kamera selfie bawah layar. Teknologi itu memungkinkan pengalaman layar penuh, tanpa notch, bulatan punch atau motor pop-up untuk kamera depan.

Sayangnya, kesan pertama tentang kamera selfie dalam layar generasi pertama ini, berada jauh di belakang kamera depan konvensional.

ZTE menyebutkan bahwa teknologi kamera depan generasi kedua miliknya kerapatan piksel area layar ditingkatkan, yakni di atas kamera selfie dari 200PPI menjadi 400PPI.

Jelasnya, layar akan mampu menampilkan gambar yang lebih tajam dan jernih. Selain itu, perusahaan juga bertujuan untuk memberikan kinerja tampilan yang lebih konsisten di layar utama.

Peningkatan penting lainnya adalah pada kecepatan refresh panel. Pasalnya, layar baru menampilkan kecepatan refresh 120Hz. Ini lebih tinggi dari 90hz yang terlihat pada teknologi kamera bawah layar generasi pertama dari ZTE,

Dalam akun resminya di Weibo, ZTE mengklaim kamera depan bawah layar generasi keduanya membuat area tampilan lebih konsisten. Artinya, pabrikan bertujuan untuk mengurangi efek kabur yang terlihat di area tampilan di atas kamera selfie pada Axon 20 5G.

ZTE tidak mengungkapkan lebih detail apa yang akan dibawa oleh teknologi kamera selfie bawah layar generasi kedua soal kualitasnya.

Baca Juga:ZTE Axon 30 Pro Datang Dengan Kamera 200MP

Salah satu tantangan dengan kamera di bawah layar adalah cahaya perlu masuk di antara celah kecil di layar untuk mencapai kamera. Solusi ZTE di generasi pertamanya adalah mengurangi resolusi atau kerapatan piksel untuk memungkinkan lebih banyak cahaya masuk.

Masih belum ada detail informasi bagaimana kamera bawah layar baru ZTE memiliki kerapatan piksel yang meningkat. Ini menunjukkan, perusahaan menggunakan solusi berbeda untuk mengatasi masalah kualitas gambar, atau mengutamakan desain daripada kualitas gambar.