YouTuber Turah Parthayana Bantah Predator Seks, Ini Kriteria Kelainan Itu

Jakarta

YouTuber Turah Parthayana dituding melakukan pelecehan seksual pada teman kuliahnya di Rusia. Turah melalui manajernya, Jehian Panagian Sijabat, membantah disebut predator seks.

Kasus itu bermula dari akun Twitter Libur panjang @sandi_sa119. Pada akun itu dijelaskan kasus dugaan pelecehan Turah terhadap teman perempuan satu kampus di Rusia, JA pada November 2019. Pria dari Bali itu dituduh meraba-raba dan meminta korban yang berjenis kelamin wanita itu meremas Mr P-nya.

Usai kejadian pelecehan Turah dilabrak pacar JA. Lalu mereka dimediasi Ketua PPI setempat, Gokma. Korban dikonfrontir soal kejadian pelecehan seksual oleh Turah. Saat itu, Turah yang merupakan mahasiswa Indonesia jurusan Manajemen Bisnis di Tomsk State University, Kota Tomsk, Rusia di Rusia, tidak membantahnya. Turah juga mendapat sanksi agar tinggal menjauh dari korban dan mundur dari keanggotaan PPI di Rusia.

Turah melalui Instagram Stories meminta maaf atas kejadian ini. Dia sudah mendatangi KBRI Moskow untuk klarifikasi. Turah menyerahkan masalah ini ke pihak KBRI Moskow. Manajer Turah menolak sebutan predator seks terhadap Turah Parthayana.

“Jadi sebenarnya aku kurang setuju sih kalau misalnya dibilang Turah sebagai predator seks atau pelaku seperti yang dibilang oleh Mas Sandi di twitnya gitu,” kata Jehian kepada , Kamis (6/8/2020).

Lalu apa itu predator seks? Predator seks adalah orang yang melakukan kejahatan seks, seperti pemerkosaan atau pelecehan seksual.

Dilansir healthista, berikut kriteria predator seks:

1. Sangat Perhatian

Pada tahap awal hubungan, predator seks sangat perhatian. Dia kerap menelepon atau menghubungi korban. Pelaku mengharapkan menjadi orang yang sangat dibutuhkan korban. Korban akan merasa dilindungi, dicintai, dan dihormati. Namun ini semua adalah awal dari tingkah laku predator seks. Pelaku akan menggunakan loyalitas terhadap mereka di kemudian hari.

2. Memanipulasi Korban

Predator seks akan mengenalkan korban untuk mengejek jika tidak sesuai harapannya. Ketika korban menantang predator pada tahap awal, predator akan membuat korban merasa bahwa dia adalah orang yang jahat. Pada akhirnya korban akan merasa tertekan dan meminta maaf. Ini menunjukkan kepada predator bahwa ia dapat mengendalikan dan memanipulasinya, tanpa rasa takut.

3. Predator Tampak Normal

Korban telah menormalkan perilaku predator. Pola ini akan dimulai dengan pelecehan emosional, psikologis, dan akhirnya mencakup pelecehan seksual.

4. Berperan Sebagai Korban

Predator tidak pernah bertanggung jawab dan selalu mempermainkan korban. Ketidakpedulian semacam ini sangat mirip dengan narsisme, tetapi tidak semua narsisis adalah pemangsa seksual. Pelaku akan menggunakan kontrol koersif untuk membuat korban selalu merasa bersalah. Wanita yang pernah mengalami pelecehan seksual saat masih kecil mungkin lebih rentan terhadap jenis perlakuan ini dan akibatnya akan kembali mengalami trauma.

5. Predator Kerap Mengejek

Predator seksual akan membuat komentar seksual yang terkesan mengejek. Bahkan predator mengetahui setiap detail tentang pengalaman masa lalu korban. Predator kemudian mengejeknya dengan menggunakan bahasa yang merendahkan dan menggunakan kata-kata yang menghina dan meremehkannya.

6. Percaya Diri

Kriteria predator seks berikutnya yakni mereka akan meyakinkan korban bahwa perilakunya bukan kelainan. Dia akan mencoba dan menormalkan perilakunya dengan sangat percaya diri. Pelakui akan mengisolasi dia dari teman yang bisa membantunya. Mereka-mereka itulah ancaman bagi sang predator seks.


Terima kasih telah membaca artikel

YouTuber Turah Parthayana Bantah Predator Seks, Ini Kriteria Kelainan Itu