YouTube Akan Hapus Konten Hoax Tentang Vaksin COVID-19

Konten yang berisikan video misinformasi biasanya akan berakibat fatal. Terlebih jika video tersebut memuat hal-hal sensitif dan menggiring opini yang salah. Berita hoax akan tercipta dan bahkan membuat keresahan. Salah satunya adalah konten yang berisi tentang vaksin Covid-19 yang salah dan tidak benar.

YouTube Akan Hapus Konten Hoax Tentang Vaksin COVID-19

Untuk menanggulangi masalah misinformasi ini, video yang berisi informasi yang salah tentang vaksin COVID-19 akan dihapus dari YouTube dan platform tersebut mengumumkannya rabu 14 Oktober. Konten tentang vaksin yang bertentangan dengan informasi dari pakar kesehatan atau Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) tidak akan diizinkan di Youtube.

“Vaksin COVID-19 mungkin akan tersedia dalam waktu dekat, oleh karena itu kami memastikan platform kami memiliki kebijakan yang tepat. Diantaranya adalah penghapusan informasi yang salah terkait dengan vaksin COVID-19,” kata Farshad Shadloo selaku juru bicara YouTube. Video yang berisikan konten melenceng tersebut diantaranya rumor palsu yang menyatakan bahwa vaksin berisikan microchip dan akan diberikan pada tubuh manusia atau menyebabkan kemandulan. Kedua rumor itu banyak sekali diberitakan oleh media tidak kredibel dan tentunya rumor tersebut tidak benar.

Baca Juga

Pedoman baru ini merupakan perluasan dari Kebijakan Misinformasi Medis COVID-19 yang sudah ada di YouTube. Kebijakan ini  tidak mengizinkan video yang secara keliru menyatakan bahwa virus corona tidak ada atau hoax. yang menggiring publik untuk mencegah perawatan medis untuk penyakit tersebut, atau ada juga video hoax yang mengatakan bahwa virus COVID-19 tidak menular.

Pada hari Selasa lalu, Facebook mengumumkan kebijakannya terhadap konten anti-vaksinasi yakni dengan cara tidak mengizinkan iklan para antiva atau sebutan para antivaksin di platformnya. “Kami tidak ingin iklan antivaksin ada di platform kami,” ungkap jurubicara Facebook. Namun untuk iklan obat herbal dan organik dari kelompok anti-vaksin masih tetap diizinkan karena tidak melanggar kebijakan Facebook.

Kebijakan kedua platform tersebut datang saat uji klinis vaksin COVID-19 hampir selesai. Kepercayaan publik terhadap vaksin tersebut rendah di Amerika Serikat. Terlebih setelah Presiden Donald Trump membuat pernyataan publik yang mendorong pembuatan vaksin pada debat pemilu di AS. Setelahnya banyak orang di AS berpikir bahwa proses pengembangan vaksin ini bersifat politis, bukan ilmiah. Kelompok anti-vaksin seakan memberi bensin pada api yang menyala, mereka memanfaatkanmomen tersebut untuk memperluas ideologinya.

Terima kasih telah membaca artikel

YouTube Akan Hapus Konten Hoax Tentang Vaksin COVID-19