WHO Beberkan 6 Negara yang Laporkan Penularan Corona Baru dari Cerpelai

Jakarta

Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) mengungkapkan ada enam negara yang telah melaporkan kasus virus Corona baru yang berkaitan dengan peternakan cerpelai pada Jumat (6/11/2020). Enam negara tersebut yaitu Denmark, Amerika Serikat, Italia, Belanda, Spanyol, dan Swedia.

Di Denmark sudah melakukan tindakan ketat di bagian utara negara tersebut untuk memperingatkan bahwa mutasi virus bisa melompat dari cerpelai ke manusia, dan menginfeksi 12 orang.

Di Kopenhagen, pemerintah setempat telah memperingatkan bahwa mutasi tersebut bisa saja mengancam keefektifan vaksin dalam menangani virus Corona baru. Bahkan mereka memerintahkan untuk membantai semua cerpelai di negara tersebut yang jumlahnya mencapai 15-17 juta ekor.

Untuk di Inggris, mereka melarang masuk orang asing non-residen yang datang dari Denmark. Hal ini dilakukan setelah adanya mutasi yang berkaitan dengan peternakan cerpelai yang ditemukan pada manusia.

“Keputusan untuk bertindak ini menyusul adanya berita dari otoritas kesehatan nasional Denmark, yang melaporkan wabah virus Corona yang meluas di peternakan cerpelai,” kata Menteri Transportasi Inggris, Grant Shapps melalui Twitter, yang dikutip dari The Straits Time, Senin (9/11/2020).

Sementara itu, para ilmuwan mengatakan mutasi virus adalah hal biasa dan seringkali tidak berbahaya. Untuk yang satu ini, tidak menyebabkan penyakit yang lebih parah pada manusia.

Namun, otoritas kesehatan Denmark mengatakan bahwa keprihatinannya bahwa strain yang dikenal dengan ‘Cluster 5’ ini tidak bisa dihambat oleh antibodi. Tetapi, mereka khawatir bahwa strain ini bisa mengancam keefektifan vaksin yang tengah dikembangkan di seluruh dunia.

“Pengamatan awal menunjukkan bahwa gambaran klinis tingkat keparahan dan penularan di antara yang terinfeksi serupa dengan virus SARS-CoV-2 yang beredar,” tulis pernyataan WHO.

“Namun, varian cluster 5 ini memiliki kombinasi mutasi atau perubahan yang belum pernah diamati sebelumnya. Implikasi dari perubahan yang teridentifikasi pada varian ini belum dipahami dengan baik,” lanjutnya

Selain WHO, Badan PBB mengatakan pada temuan awal menunjukkan varian terkait cerpelai ini sudah ‘cukup’ menurunkan sensitivitas terhadap antibodi penawar.

“Meskipun virus itu diyakini leluhur terkait dengan kelelawar, asal-usulnya dan inang perantara SARS-CoV-2 belum teridentifikasi,” jelas WHO.

Sebelumnya, di bulan Juni, Denmark melaporkan kasus pertama virus Corona di sebuah peternakan cerpelai di wilayah barat laut negara. Berawal dari tiga peternakan, korban terkait cerpelai ini sudah mencapai 214 kasus.


Terima kasih telah membaca artikel

WHO Beberkan 6 Negara yang Laporkan Penularan Corona Baru dari Cerpelai