Waspadai Gejala Sifilis pada Wanita yang Bisa Berakibat Fatal

Jakarta –
Sifilis adalah penyakit menular seksual yang disebabkan oleh infeksi bakteri Treponema pallidum. Tak hanya terjadi pada pria, sifilis juga bisa menyerang wanita dan bahkan anak-anak. Gejala sifilis pada wanita juga beragam, terbagi dalam sejumlah tingkatan.
Sifilis atau yang kerap dikenal dengan sebutan raja singa, bisa menimbulkan komplikasi jangka panjang bila dibiarkan tanpa penanganan dan pengobatan yang tepat.
Penyebarannya bisa terjadi melalui hubungan seksual dengan pengidap sifilis karena adanya kontak langsung dengan luka sifilis. Selain itu, sifilis juga bisa tertular dari wanita yang terinfeksi pada bayi dalam kandungan.
Penyakit ini masih menjadi salah satu perhatian Kementerian Kesehatan RI lantaran angka kenaikan kasus penyakit ini yang terus mengalami peningkatan dalam beberapa tahun terakhir, terutama jumlah kasus pada ibu hamil dan anak-anak.
Berdasarkan Kementerian Kesehatan RI, jumlah kasus sifilis telah mengalami peningkatan hingga 70 persen dalam lima tahun terakhir.
“Jadi pasien yang ditemukan setiap tahunnya terus bertambah, sampai sekarang mengalami lonjakan hingga 70 persen,” kata Juru Bicara Kementerian Kesehatan dr Mohammad Syahril dalam konferensi pers yang digelar Kemenkes secara daring, Senin (8/5/2023).
“Nah setiap tahun ada penambahan rata-rata 17-20 ribu, ini perlu menjadi perhatian bagi kita,” tambahnya.
Pada 2018, kasus sifilis tercatat mencapai total 12.484 kasus. Jumlah ini terus mengalami peningkatan dan menjadi 20.783 kasus pada 2022.
Gejala Sifilis pada Wanita
Dikutip dari Minnesota Department of Health (MDH), gejala sifilis pada wanita terbagi dalam beberapa tingkatan, mulai dari tingkat primer, sekunder, hingga tingkat laten atau tingkat lanjut. Berikut penjelasannya.
1. Gejala Sifilis pada Wanita Tingkat Primer
Pada tingkat primer, gejala umumnya mulai muncul di antara 10 sampai 90 hari, atau rata-rata 21 hari setelah terpapar.
Gejala pada masa ini umumnya ditandai dengan timbulnya luka terbuka dan tidak menimbulkan sakit pada sejumlah area, seperti mulut, alat kelamin, dan anus. Luka ini muncul pada area yang terpapar sifilis.
Pada masa ini, umumnya tidak menimbulkan rasa sakit, sehingga sulit untuk dideteksi bila muncul pada area sekitar organ intim. Luka ini biasanya bertahan selama tiga sampai enam minggu dengan ataupun tanpa pengobatan.
Namun, pengobatan tetap dibutuhkan untuk mencegah infeksi berkelanjutan yang bisa mengarah pada sifilis tingkat selanjutnya.
2. Gejala Sifilis pada Wanita Tingkat Sekunder
Ketika sifilis pada tingkat awal tidak mendapatkan penanganan atau pengobatan yang tepat, maka berpotensi untuk menimbulkan gejala lainnya pada tingkat yang lebih parah. Gejala tersebut meliputi:
- Ruam atau bercak merah pada berbagai area tubuh. Umumnya berwarna merah atau coklat kemerahan dan bertekstur kasar
- Demam
- Radang tenggorokan
- Sakit kepala
- Menurunnya berat badan
- Nyeri otot
- Rasa lelah yang berlebih
- Kelenjar getah bening yang membengkak
- Kondiloma lata
- Timbulnya kutil atau lesi
3. Gejala Sifilis pada Wanita Tingkat Laten
Tanpa pengobatan, gejala sifilis bisa hilang, namun bukan berarti menghilangkan bakteri sifilis dari tubuh. Tanpa penanganan dan pengobatan yang tepat, bakteri akan tetap berada dalam tubuh dan menyebabkan infeksi lebih lanjut atau bahkan komplikasi pada organ lain.
Pada tingkat lebih lanjut, gejalanya meliputi:
- Kesulitan untuk mengoordinasikan pergerakan otot
- Kelumpuhan atau sulit untuk menggerakkan beberapa bagian tubuh
- Rasa kebal
- Kebutaan atau gangguan penglihatan lainnya
- Gangguan pendengaran
- Demensia
Bila terus dibiarkan tanpa pengobatan, tidak menutup kemungkinan akan menyebabkan kematian atau kerusakan pada organ dalam.