Jakarta –

Ketika mengalami pelecehan seksual di tempat umum, ada beberapa cara yang disarankan oleh Annelia Sari Sani, S.Psi, Psikolog dalam program e-Life Jumat (20/01/2023) lalu. Salah satunya adalah, tidak melakukan konfrontasi atau menentang pelaku terang-terangan.

Selain membahayakan korban, para pelaku pelecehan ini termasuk orang-orang yang manipulatif. Sehingga dapat memutar balikkan fakta, dan menjadikan korban pelecehan menjadi pelaku.

“Karena saya lebih banyak menangani kasus di mana korbannya adalah perempuan dan masih di bawah umur, saya sangat tidak menyarankan konfrontasi dengan pelaku. Karena kalau pelaku lebih berani, dan akan melakukan tindakan yang menyakiti, ini bahaya sekali,” ungkapnya.

“Pada orang dewasa dan laki-laki sekalipun, saya juga tetap tidak menyarankan untuk dikonfrontasi langsung. Pertama, belum tentu kita bisa berpikir logis untuk melakukan konfrontasi tersebut, dan sangat rentan ini diputar balik oleh pelaku sehingga seolah-olah yang salah adalah kita. Perlu diingat, pelaku bagaimanapun punya sisi manipulatif,” jelas Annnelia.

Jika menjadi korban pelecehan di tempat umum, hal yang pertama dilakukan adalah mencari tempat yang aman dan nyaman. Setidaknya untuk meredam rasa shock dan amarah yang timbul.

Mencari dukungan dari orang lain juga sangat disarankan sebelum korban melapor pada petugas keamanan. Namun, Annelia Sari Sani, S.Psi, Psikolog tidak menyarankan jika melapor seorang diri tanpa adanya dukungan dari orang lain.

“Kalau saya dari sisi korban, yang pertama dia memastikan dulu dirinya aman. Jadi kalau masih di tempat umum, dia ke tempat yang diyakini bahwa tempat itu aman. Kalau memang tidak ada teman, bisa mendatangi pos keamanan. Setelah kita cari aman, kita cari dukungan. Kalau saat itu kita sedang sendiri dan berada di keramaian, setelah merasa aman kita bisa mungkin kontak teman, keluarga, siapapun yang kita merasa nyaman, aman dan bisa memberikan dukungan kepada kita,” jelasnya.

“Biasanya kita sangat shock, akan sulit jika kita melapor. Jadi, rencana melapor atau semangat untuk melapor itu perlu ada, tapi saya sangat tidak menyarankan itu semua dilakukan sendiri oleh korban tanpa ada orang-orang yang mendukungnya,” tutupnya.

(mjt/mjt)