
Waspada Hoaks Vaksin, Berikut Fakta yang Perlu Anda Ketahui!

Jakarta, – Hoaks seputar vaksin covid-19 sudah banyak melumat habis mindset masyarakat hingga memperkuat kedudukan masyarakat anti vaksin, atau bahkan yang tidak percaya adanya covid-19
Sejumlah fakta hoaks covid-19 coba tim Selular rangkum, sebagia bentuk pencerahan dari kabar bohong yang beredar luas di masyarakat, berikut faktanya:
Vaksin ditanam chip
Sebelumnya beredar kabar melalui jejaring pesar Whatsapp, bahwa orang yang sudah divaksin bakal memiliki gelombang bluetooth. “Bagi yang sudah di vaksin coba di tes. Caranya, jauhkan seluler atau jaringan sekitar yang ada jaringan bluetooth kemudian nyalakan browsing bluetooth. Jika muncul ‘^’ kode itulah merupakan kode vaksin Anda. Selamat bagi yang sudah di vaksin Anda jadi mayat hidup yang terkoneksi dengan signal 5G, yang kemudian di kendalikan oleh Zionis serta pemerintah RRC,” terang dalam postingan hoaks tersebut.
Baca juga: Hadang Pusaran Hoaks ‘Melumat’ Vaksin Covid-19
Berdasarkan keterangan Direktur Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Menular Langsung Ditjen P2P Kemenkes, Siti Nadia Tarmizi bahawa kabar tersebut merupakan hoaks, karena faktanya vaksin covid-19 tidak ada hubungannya dengan kode maupun gelombang apa pun, termasuk bluetooth. Terlebih juga vaksin berupa cairan, jadi tidak ada hubunganya dengan barcode atau gelombang apapun itu.
Vaksin Sinovac tidak mujarab
Selain itu hoaks yang mengabarkan soal tingkat efektivitas vaksin Sinovac juga masih kerap beredar, yang dimana faktanya Nadia menyebut vaksin Sinovac masih efektif untuk mencegah penularan.
Hal ini diperkuat oleh melalui uji klinis tahap 3 yang dilakukan di Bandung, Jawa Barat, hasil efikasi vaksin Corona Sinovac sebesar 65,3 persen. Vaksin Sinovac juga sudah mendapatkan izin penggunaan darurat dari Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM).
Baca juga: Pemerintahan AS Kecam Youtube yang Tidak Serius Tangani Hoax Vaksin Covid-19
Kemudian Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) juga telah menyetujui penggunaan darurat vaksin CoronaVac, yang dibuat oleh Sinovac. Hal tersebut juga secara penuh membuktikan keamanan dan efektivitas CoronaVac.
Tiongkok dan Rusia tidak wajibkan vaksin
Sebelumnya juga beredar pesan berantai di Whatsapp, yang membeberkan video yang diketahui berasal dari Tiktok berisi informasi bahwa vaksin merupakan sesuatu yang membahayakan bagi masyarakat, termasuk Indonesia. Secara spesifik video berdurasi 2 menit 54 detik itu juga menyebutkan Tiongkok dan Rusia tidak mewajibkan atau memberikan vaksin ke warganya.
Baca juga: Presiden AS: Facebook Bisa “Membunuh” Masyarakat
Faktanya, dua negara itu mendorong dan bahkan mewajibkan vaksin untuk warganya. Pertama, Tiongkok. Pemerintah di sejumlah daerah di Tiongkok mewajibkan vaksin Covid-19 untuk masuk ke tempat umum. Bahkan vaksin juga menjadi syarat wajib anak masuk sekolah. Berdasarkan data yang dihimpun Johns Hopkins pada tanggal 25 Juli 2021, sebanyak 15,98 persen warga Tiongkok dari total populasi telah divaksin. Yang terdiri dari 1,5 miliar lebih dosis yang telah diberikan dan lebih dari 223 juta orang yang telah divaksinasi sepenuhnya alias 2 dosis.
Sementara Rusia, presiden Vladimir Putin pun telah mengaku dirinya telah disuntik vaksin Sputnik V. dan faktanya Putin juga mendorong warganya agar divaksin.
Vaksin ganggu kesuburan wanita
Informasi ini faktanya masih mengeliat dan terus mempengaruhi masyarakat, yang dimana beredar kabar di jagat media sosial soal mitos mengenai vaksinasi Covid-19 yang menyebabkan gangguan kesuburan pada perempuan.
Baca juga: Hadapi Hoaks Vaksin Dengan Libatkan Peran Masyarakat
Dugaan ini muncul ketika ada informasi di media sosial yang menyebutkan bahwa vaksin corona diduga mengandung protein Syncytin-1. Sementara, protein ini juga ditemukan di dalam plasenta bayi. Faktanya, bahan baku vaksin Covid-19 berupa protein spike dari virus yang telah dilemahkan.
Para ahli pun terus membantah rumor vaksin sebagai penyebab infertilitas perempuan. Karena faktanya vaksin covid-19 pun telah melewati berbagai uji coba termasuk terkait efek samping pada masalah kehamilan.
Waspada Hoaks Vaksin, Berikut Fakta yang Perlu Anda Ketahui!
