Waspada Gangguan Aritmia pada Ibu Hamil, Berikut Cara Pengobatannya

Jakarta

Setiap orang perlu menjaga kesehatannya dengan baik. Terlebih untuk ibu hamil yang bukan hanya perlu menjaga kesehatan diri sendiri, tetapi juga perlu menjaga kesehatan janin yang ada di dalamnya. Namun, terkadang seorang ibu memiliki kondisi-kondisi tertentu yang membuat kehamilannya berisiko tinggi.

Salah satu kehamilan dengan risiko tinggi adalah saat ibu memiliki gangguan irama jantung atau aritmia. Dokter Kandungan Konsultan Fetomaternal di Mayapada Hospital Surabaya, dr Manggala Pasca Wardhana, Sp.OG(K)-KFM menjelaskan aritmia merupakan ritme jantung yang tidak normal, bisa menjadi tambah cepat, ataupun melambat.

“Ini memang kita deteksi pada saat pemeriksaan fisik. Biasanya ibu hamil dicek tensi, dicek nadinya,” ujar dr Manggala dalam keterangan tertulis, Senin (5/6/2023).


Pemilihan Obat dan Penanganannya Membutuhkan Koordinasi Dokter

Pada ibu hamil yang mengalami kondisi aritmia, maka perlu dilakukan koordinasi dengan dokter jantung untuk mengetahui penyebab terjadinya aritmia. Dalam beberapa kondisi dan penyebabnya, aritmia dapat membaik dengan sendirinya. Namun apabila kondisi aritmia dirasa tidak membaik, maka sang ibu perlu mendapat tindakan lebih lanjut seperti obat anti-aritmia.

“Maka nanti dokter jantung akan memberikan obat itu. Nah itu juga akan koordinasi lagi dengan dokter kandungan di-review obatnya, kira-kira obatnya ini aman atau nggak. Jadi itu memang yang agak cukup kompleks, dan kerja sama tim menjadi penting di sini,” kata dr Manggala

Apabila setelah mengonsumsi obat-obatan aritmia kondisi ibu belum mengalami pembaikan, maka diperlukan tata laksana yang lain, yaitu dengan metode ablasi.

Metode Ablasi 3D di Mayapada Hospital Surabaya

Metode pengobatan ablasi akan mengablasi titik-titik yang menyebabkan gangguan ritme jantung. Ablasi yang dilakukan secara konvensional memerlukan fluoroskopi yang menggunakan radiasi untuk mencari titik-titiknya. Metode konvensional ini mungkin kurang cocok untuk digunakan oleh ibu hamil, mengingat radiasi dapat berbahaya ke kesehatan janin.

Mayapada Hospital Surabaya menyediakan ablasi dengan menggunakan teknologi 3D. Berbeda dengan ablasi konvensional, pengobatan ablasi 3D tidak menggunakan radiasi.

“Tidak menggunakan radiasi, tapi alat tertentu bisa mendeteksi titik yang akan diserang tanpa harus mapping (dilakukan pemetaan titik) menggunakan radiasi. Dalam hal ini, pengobatan menerapkan prinsip sayang ibu dan janin,” ujar dr Manggala.

Sementara itu, Dokter Spesialis Jantung dan Pembuluh Darah Konsultan di Mayapada Hospital Surabaya, dr Rerdin Julario, Sp.JP(K) juga menjelaskan ablasi jantung adalah suatu metode atau teknik memberikan infus atau radio frekuensi ablasi ke dalam otot jantung yang mengalami kelainan. Dalam hal ini kelainan tersebut adalah aritmia.

Ablasi Aman untuk Ibu Hamil dan Janin

Ablasi bisa dilakukan dengan dua metode, yaitu metode 2D dan juga metode 3D. Kedua metode tersebut sama-sama memiliki keuntungan dan juga perbedaan.

“Dua dimensi itu jadi kita menilai lokasi dari sumber aritmia tersebut itu dibantu dengan gambaran dua dimensi saja. Sedangkan tiga dimensi, digambarkan sumber kelainan aritmia yang menggunakan tiga dimensi yang jauh lebih akurat,” jelas dr Rerdin

Pengobatan ablasi 2D dan 3D ini aman untuk dilakukan ibu hamil. dr Rerdin menjelaskan bahwa pasien ibu hamil yang mengalami aritmia lebih berisiko. Sehingga ibu perlu lebih awas dan berhati-hati dalam pemilihan obat aritmia, mengingat obat-obat jantung memiliki risiko ke janin. Tidak hanya itu, ibu hamil yang mengalami aritmia juga perlu menghindari penggunaan fluoroskopi dan x-ray, yang juga berisiko untuk janin.

Oleh karena itu, pengobatan aritmia dengan teknologi Ablasi 2D maupun 3D, lebih disarankan untuk dilakukan karena aman untuk ibu hamil dan juga janin.

Pasien Ablasi dapat Langsung Beraktivitas Seperti Biasa

Tidak hanya lebih aman untuk ibu hamil dan janinnya, pasien yang melakukan ablasi tidak memerlukan perawatan khusus dan dapat langsung beraktivitas seperti biasa. dr Rerdin mengatakan pasien ablasi boleh beraktivitas seperti biasa.

Tindakan yang dilakukan untuk pasien ablasi juga seperti pada umumnya, yaitu satu hari sebelum tindakan masuk ke RS, lalu sehari setelah tindakan diperbolehkan pulang. Dia juga menambahkan tidak ada pantangan makanan yang berlaku untuk pasien ablasi.

Cardiovascular Center Mayapada Hospital melayani secara komprehensif untuk kesehatan jantung dan pembuluh darah, mulai dari pencegahan, deteksi dini, diagnosis, perawatan, operasi jantung dan rehabilitasi.

Mayapada Hospital memiliki beragam subspesialis jantung seperti, konsultan intervensi, konsultan aritmia, konsultan cardiac imaging, sampai dokter bedah jantung. Tim dokter cardiovascular center Mayapada Hospital telah terverifikasi standar internasional untuk memberikan diagnosis dan merawat berbagai kondisi jantung.

Obstetrics and Gynecology Center Mayapada Hospital juga selalu siap memberikan pelayanan komprehensif untuk wanita segala usia, baik untuk kehamilan, terutama pada kasus kehamilan risiko tinggi. Tak hanya itu, Mayapada Hospital juga siap memberikan pelayanan untuk gangguan kesehatan reproduksi, tumor, kanker kandungan, hingga perawatan menopause yang ditunjang oleh dokter spesialis dan subspesialis kandungan.

Dalam kasus-kasus tertentu, terutama yang kompleks atau spesifik seperti kasus di atas, tim dokter Mayapada Hospital akan bekerja sama dengan pendekatan multi spesialistik dan teknik termutakhir demi memberikan outcome terbaik bagi pasien.

Untuk melakukan reservasi dan konsultasi dengan dokter terkait, Anda bisa mengunjungi laman resmi Mayapada Hospital atau klik di sini.

(Content Promotion/Mayapada)

Terima kasih telah membaca artikel

Waspada Gangguan Aritmia pada Ibu Hamil, Berikut Cara Pengobatannya