Warganya Ogah Punya Bayi, Banyak SD di Hong Kong Terancam Tutup

Jakarta

Krisis kelahiran bayi di Hong Kong semakin terlihat. Jumlah bayi yang lahir di sana terus menurun selama lima tahun sejak 2018, bahkan mencetak rekor terendah yakni 32.500 bayi yang lahir di tahun lalu.

Kondisi ini terlihat dengan banyaknya sekolah yang kekurangan siswa. Pada periode Mei, lima sekolah dasar (SD) nihil pendaftaran siswa atau murid hingga terancam tutup, dan membuat banyak guru kehilangan pekerjaan.

Banyak dari masyarakat Hong Kong yang berniat untuk tidak memiliki anak. Salah satunya dialami seorang wanita bernama Ah Ying (34) yang sudah menikah sejak tiga tahun lalu.


Meski suaminya terbuka untuk memiliki anak, dirinya tidak berpikir demikian. Rencana itu muncul sejak adanya kerusuhan sosial di 2019, saat Beijing memperketat cengkramannya melalui undang-undang keamanan nasional dan perombakan sistem pemilu untuk memastikan hanya ‘patriot’ yang memerintah kota.

Dia khawatir anak-anaknya bakal ‘dicuci otak’. Tak hanya itu, dia juga terhambat oleh biaya membesarkan anak dan budaya kota yang kompetitif, bahkan dimulai dari tingkat balita.

“Anak-anak zaman sekarang diharapkan belajar banyak hal, mengikuti banyak kursus, dan menjalani wawancara (untuk masuk ke sekolah yang bagus),” jelas Ah Ying dikutip dari Channel News Asia, Jumat (19/5/2023).

“Ini bukan hanya tentang tekanan emosional, tetapi juga beban keuangan. Jika saya tidak bisa memberikan yang terbaik untuk anak saya, mungkin saya tidak boleh melahirkan sama sekali,” sambungnya.

Ah Ying dan suaminya memiliki cara lain untuk menyelesaikan permasalahan itu. Mereka memilih mengadopsi seekor kucing tahun lalu dan menganggapnya sebagai anggota keluarga, ini membuat mereka berhenti berbicara tentang bayi.

Menurut Ketua Profesor Kesehatan Populasi di Departemen Pekerjaan Sosial dan Administrasi Universitas Hong Kong, Paul Yip Siu-fai, pemerintah telah gagal mengantisipasi penurunan populasi ini yang trennya telah terlihat sejak 2018 lalu.

Tren ini tidak hanya membuat banyak wanita muda dan pasangan barunya menikah menunda untuk memiliki bayi. Tetapi, mereka bahkan tidak menginginkannya sama sekali.

“Generasi muda tidak lagi membeli konsep membawa nama keluarga,” terang Yip, yang telah melacak angka kelahiran Hong Kong selama beberapa dekade.

“Mereka melihat diri mereka ‘tanpa anak’ dengan cara yang positif. Itu memang menandakan lebih banyak masalah di depan,” pungkasnya.

Terima kasih telah membaca artikel

Warganya Ogah Punya Bayi, Banyak SD di Hong Kong Terancam Tutup