
Wanti-wanti Dokter Anak Soal Risiko Fatal Bawa Bayi Naik Motor

Jakarta –
Kisah viral meninggalnya seorang bayi umur 6 bulan setelah dibawa naik motor dari Tegal ke Surabaya bikin miris para orang tua. Terlebih, perjalanan jauh ini ditempuh hanya untuk menonton sepakbola.
Dokter anak dr Kurniawan Satria Denta, M.Sc, Sp.A turut menyoroti kasus ini. Panjang lebar di media sosial, ia menyebut risiko membawa bayi naik motor sangat besar dan dampaknya bisa fatal.
“Usia bayi adalah usia yang sangat rentan cedera kepala, leher, tulang belakang, 30 persen bobot bayi ada di kepalanya dengan leher yang belum mampu menopang kepala secara biomekanik, kepala bayi jadi seperti bandul yang bisa berayun tanpa tahanan yang cukup,” kata dr Denta seperti yang dikutip dari akun Twitter @sdenta atas izin bersangkutan, Senin (8/8/2022).
“Akhirnya risikonya sangat tinggi untuk cedera kepala berat, pendarahan otak dan lain-lain, bayi diayun-ayun aja bisa risiko shaken baby syndrome, apalagi kalo naek motor,” imbuh dokter yang berpraktik di Mayapada Hospital Kuningan Jakarta Selatan tersebut.
Potensi cedera multitrauma juga bisa dialami bayi pada berbagai bagian tubuh seperti patah tulang rusuk, tungkai, perdarahan rongga perut, dan sebagainya. Bayi yang belum bisa memperbaiki posisi tubuhnya sendiri juga rentan tergencet saat digonceng naik motor.
Tidak kalah penting, risiko hipotermia juga harus diperhitungkan. Embusan angin saat naik motor tak hanya bisa memicu gangguan pernapasan hingga pernapasan, tapi juga bisa menyebabkan hipotermia atau kedinginan yang berakibat fatal.
“Bayi nggak boleh kedinginan. Bayi dengan hipotermia resiko tinggi untuk mengalami gangguan pernapasan metabolisme sampai gangguan kesadaran,” kata dr Denta.
NEXT: Bagaimana kalau tidak punya mobil?
Wanti-wanti Dokter Anak Soal Risiko Fatal Bawa Bayi Naik Motor
