Wabah ‘Tick-Borne’ di China Munculkan Kekhawatiran Penularan Antar-Manusia

Jakarta

Ketika seluruh dunia masih bergulat dengan pandemi COVID-19 yang masih terus berlangsung, China saat ini menghadapi ancaman kesehatan baru.

Penyakit yang disebut dengan Severe Fever with Thrombocytopenia Syndrome (SFTS) yang disebabkan oleh virus yang ditularkan melalui kutu atau ‘tick-borne‘, telah menewaskan setidaknya 7 orang dan menginfeksi 60 lainnya sehingga memicu alarm tersendiri di kalangan otoritas kesehatan China.

Lebih dari 37 orang di Provinsi Jiangsu, China Timur, terjangkit Virus SFTS pada paruh pertama tahun ini. Kemudian, 23 orang ditemukan telah terinfeksi di provinsi Anhui, China Timur, mengutip laporan media milik pemerintah Global Times.

Seorang wanita dari Nanjing, ibukota Jiangsu, yang menderita virus tersebut menunjukkan gejala awal seperti demam, batuk. Dokter menemukan penurunan leukosit, trombosit darah di dalam tubuhnya. Setelah satu bulan perawatan, dia keluar dari rumah sakit.

Mengutip First Post, sementara penyakit ini menular ke manusia melalui gigitan kutu, ahli virus China telah memperingatkan bahwa penularan virus dari manusia ke manusia tidak bisa diabaikan

Sheng Jifang, dokter dari rumah sakit Universitas Zhejiang, mengatakan bahwa kemungkinan penularan dari manusia ke manusia tidak dapat dikesampingkan. Pasien disebut dapat menularkan virus ke orang lain melalui darah atau lendir.

STFS sebenarnya bukan penyakit baru. Virus ini pertama kali diidentifikasi lebih dari satu dekade lalu oleh tim peneliti dari China. Kasus pertama dilaporkan terjadi di provinsi Hubei dan Henan pada 2009.


Terima kasih telah membaca artikel

Wabah ‘Tick-Borne’ di China Munculkan Kekhawatiran Penularan Antar-Manusia