Wabah Pes Bubonic Terdeteksi di Wilayah China, Bisa Jadi Pandemi?

Jakarta

Otoritas kesehatan China pada Juli lalu mengidentifikasi kasus baru wabah pes. Kasus pertama yang dikonfirmasi pada 5 Juli ditemukan pada seorang gembala di kota utara Bayannur, Mongolia Dalam di utara China.

Baru-baru ini dilaporkan seorang warga di desa Suji Xincun, Distrik Damao Banner, Mongolia Dalam, meninggal dunia akibat wabah pes bubonic atau bubonic plague. Pasien disebut meninggal setelah mengalami kegagalan fungsi organ.

Otoritas kesehatan setempat akhirnya mengeluarkan peringatan kesehatan tingkat tiga dan pemerintah China mengisolasi Desa Suji Xincun. Pejabat kesehatan juga memerintahkan pembersihan dan desinfeksi seluruh rumah dan bangunan di desa tersebut.

Di tengah pandemi Corona yang masih jauh dari kata usai, mungkin menakutkan membayangkan penyakit lain berpotensi menyebar ke seluruh dunia. Duh bagaimana ya?

Tapi tidak seperti COVID-19, saat ini sudah ada prosedur perawatan yang jelas untuk wabah pes. Artinya, kecil kemungkinan terjadi pandemi seperti pada abad ke-14.

“Kita sekarang memiliki pemahaman tentang bagaimana penyakit ini ditularkan. Kita tahu mencegahnya, penanganan dan penularannya,” kata Dr. Shanthi Kappagoda, seorang dokter penyakit menular di Stanford Health Care, kepada Healthline.

“Kita juga bisa merawat pasien yang terinfeksi dengan antibiotik yang efektif dan memberi obat tersebut pada mereka yang mungkin terpapar bakteri dan mencegah mereka sakit,” sambungnya.

Wabah pes bubonic disebabkan oleh bakteri dan tidak seperti COVID-19, penyakit ini disebut bisa segera diobati dengan antibiotik. Meski mengkhawatirkan, para ahli berpendapat jika wabah ini terdeteksi sejak awal maka hal tersebut akan mencegah potensi terjangkitnya penyakit yang lebih meluas.


Terima kasih telah membaca artikel

Wabah Pes Bubonic Terdeteksi di Wilayah China, Bisa Jadi Pandemi?