
Viral Wakil Ketua BSSN Sebut HP ‘Merusak Sel Tubuh’, Bagaimana Faktanya?

Jakarta –
Baru-baru ini, wakil ketua Badan Siber dan Sandi Negara (BSSN) Komjen Pol. Dharma Pongrekun viral di Tiktok. Pasalnya dalam sebuah video viral bincang-bincang, ia menyebut ponsel (telepon seluler) bisa merusak sel tubuh manusia.
“Di sini ada gelombang yang mempunyai kekuatan magic, kekuatan hipnotis. Bapak bayangkan kalau sudah menggunakan gelombang. Jadi dalam tubuh kita ini setiap pertambahan hertz akan memengaruhi karakter manusia,” katanya, dikutip dari video YouTube Pendeta Gilbert Lumoindong, Rabu (2/5/2021).
“Kenapa handphone disebut seluler phone? Karena dia menghancurkan sel. Begitu bapak touch, sel kita lemah. Makanya kita gampang sakit, panas, cepat puyeng. Tangan kayak kesemutan, kenapa? Darah jadi kental. Dia berpengaruh langsung pada tubuh,” lanjutnya.
Video tersebut sebenarnya diunggah pada 25 Agustus 2020. Akan tetapi, potongan video tersebut baru-baru ini kembali beredar di linimasa media sosial.
Benarkah seluler merusak sel?
Dikutip dari laman resmi Badan Pengawas Obat dan Makanan Amerika Serikat (FDA), studi ilmiah para dokter, ilmuwan, dan insinyur FDA dalam 30 tahun ini, tidak menemukan hubungan paparan energi frekuensi radio ponsel dengan masalah kesehatan, termasuk kanker.
Pula berdasarkan data di AS selama 30 tahun ini, tidak ada peningkatan kasus kanker otak yang signifikan meski penggunaan ponsel meningkat pesat. Sebaliknya, tingkat kanker otak dan sistem saraf lainnya yang didiagnosis di AS justru menurun selama sekitar 15 tahun terakhir.
Telepon seluler memang memancarkan energi frekuensi radio. Namun berdasarkan National Cancer Institute, belum ada bukti pasti terkait pengaruh radiasi terhadap risiko penyakit kanker.
“Saat ini tidak ada bukti yang konsisten bahwa radiasi non-pengion meningkatkan risiko kanker pada manusia. Satu-satunya efek biologis yang diakui secara konsisten dari radiasi frekuensi radio pada manusia adalah pemanasan” terang laman FDA.
Viral Wakil Ketua BSSN Sebut HP ‘Merusak Sel Tubuh’, Bagaimana Faktanya?
