Viral Kombes Diduga Aniaya Anak, Kenapa Orang Tua Sulit Kendalikan Emosi?

Jakarta

Di media sosial viral unggahan seorang anak yang meminta bantuan karena dianiaya sang ayah. Disebutkan bahwa ayahnya merupakan oknum polisi.

Polri telah mengantongi informasi sementara kasus ini. Dijelaskan bahwa oknum tersebut diduga Kombes Rachmat Widodo yang awalnya menyeret keponakan atau sepupu dari pelapor. Tidak dijelaskan lebih rinci apa penyebabnya.

Sang anak yang bernama Aurellia Renatha spontan berusaha membela sepupunya dengan menggigit Kombes Rachmat Widodo. Kemudian Kombes Rachmat Widodo membalas dengan menampar Aurellia

“Jadi berawal dari kejadian Jumat malam (24/7), bahwa terlapor, Pak Rachmat Widodo ini melakukan suatu kegiatan kepada sepupunya (Aurellia Renatha), keponakan lah, yaitu menyeret sepupunya,” kata Kabag Penum Divisi Humas Polri Kombes Ahmad Ramadhan pada detikcom beberapa waktu lalu.

Menanggapi kasus dugaan penganiayaan ini, psikolog dari Pro Help Center dan juga penulis buku, Nuzulia Rahma Tristinarum, menilai terdapat 3 faktor yang biasanya menyebabkan orang tua hilang kendali emosi dan berujung pada penganiayaan. Berikut penjelasannya:

1. Hubungan orang tua tidak dekat dengan anak

Hubungan orang tua yang tidak dekat dengan anak, akibatnya tidak terbentuk hubungan ayah-anak di dalam keluarga.

“Seorang bapak bisa saja hanya sebagai bapak biologis, hanya hubungan darah dan mencukupi kebutuhan materi saja, tapi tidak timbul rasa ke ‘ayah-an’ dan tidak tumbuh tanggung jawab sebagai seorang ayah,” jelas Rahma saat dihubungi detikcom Minggu (26/07/2020).

2. Inner child (pengalaman masa kecil)

Sisi kepribadian orang tua yang terbentuk dari pengalaman masa kecil akan terbawa saat ia menjadi orang tua, seperti bagaimana seorang bapak dulu diasuh oleh orang tuanya.

“Jika dulu si bapak terbiasa dididik keras, maka besar kemungkinan saat menjadi orang tua, caranya mendidik anak pun akan mudah melakukan kekerasan,” ucap Rahma.

3. Tidak mampu mengelola emosi

Hilangnya kendali emosi orang tua bisa jadi karena ketidakmampuan mengendalikan emosi (anger management). Bisa jadi ia tidak tau caranya atau memang tidak mau belajar bagaimana cara mengelola emosi sehingga menganggap marah dan kekerasan merupakan hal biasa.

“Kebiasaan buruk yang berlangsung terus menerus akan lebih sulit untuk dikendalikan,” jelas Rahma.

Dengan adanya penganiayaan yang terjadi, akan berdampak kepada sang anak. Anak akan merasa tidak aman dalam kehidupannya karena merasa tidak dicintai oleh ayahnya.

“Sebagai bentuk protes pada ayahnya, anak dapat saja berperilaku buruk, baik di rumah atau di lingkungannya,” lanjut Rahma.

Terima kasih telah membaca artikel

Viral Kombes Diduga Aniaya Anak, Kenapa Orang Tua Sulit Kendalikan Emosi?