Jakarta –

Rekaman CCTV Rizky Billar diduga tengah melempar bola ke Lesti Kejora belakangan viral jadi perbincangan. Bukan hanya tindakan kekerasan dalam rumah tangga (KDRT) yang disorot, tetapi respons banyak orang dalam kejadian tersebut ikut dipertanyakan.

Tidak sedikit yang terheran-heran mengapa banyak orang memilih diam atau tidak melakukan apapun saat KDRT berlangsung. Menurut psikolog klinis dari Ohana Space Arrundina Puspita Dewi, MPsi, hal ini termasuk bystander effect, yakni saat banyak orang memilih diam dan tak membantu korban.

Secara tidak sadar, banyak orang merasa tidak memiliki tanggung jawab untuk menolong dalam kasus bystander effect. Bagaimana agar hal ini tidak terjadi?

Apa yang bisa kamu lakukan?

Dikutip dari Healthline, menurut ahli psikologi Timothy J Legg, PhD, semua orang memiliki potensi untuk melakukan bystander effect. Namun, kebiasaan tertentu bisa membangkitkan perasaan tanggung jawab sehingga menghindari kemungkinan bystander effect.

Misalnya, mulai dari memperhatikan tetangga. “Cobalah untuk mengenali tetangga Anda dan melihat kesulitan yang dihadapi. Atau berbicara dengan rekan kerja yang tampak bermasalah atau tertekan,” kata dia.

“Secara pribadi, Anda dapat berlatih membantu orang lain yang membutuhkan. Menjadi sukarelawan. Berikan contoh untuk keluarga dan teman Anda,” sarannya.

Faktanya, dengan terbiasa membantu orang lain, melakukan hal-hal baik untuk orang lain, mengaktifkan bagian otak yang bertanggung jawab atas sistem penghargaan seseorang dan aktivitas berkurang di area otak yang terkait dengan stres.

Seseorang juga lebih mungkin membantu jika:

• Kenal dengan korban
• Memiliki pelatihan dalam pertahanan pribadi
• Memiliki pelatihan atau pengalaman medis
• Pernah menjadi korban, apalagi jika pelakunya tertangkap dan dimintai pertanggungjawaban
• Berpikir orang itu pantas mendapatkan bantuan.

Meski begitu, hal yang wajib dilakukan jika melihat tindakan kekerasan adalah segera membantu dan mencoba memposisikan diri sebagai korban yang membutuhkan bantuan.