Vaksin Sinovac Akan Diimpor, Bagaimana Nasib Uji Klinis di Indonesia?

Bandung –
Pemerintah akan memberikan vaksin COVID-19 kepada 9,1 juta orang di Indonesia pada November hingga Desember mendatang. Rencananya, akan didatangkan tiga vaksin dari China, yakni G42/Sinopharm, Cansino, dan Sinovac. Vaksin Sinovac saat ini tengah menjalani uji klinis fase III di Indonesia.
Jika vaksin Sinovac akan didatangkan lewat impor bulan depan, lalu bagaimana perkembangan uji klinisnya yang tengah dilakukan di Kota Bandung?
Ketua Tim Uji Klinis Kandidat Vaksin COVID-19 dari Unpad Kusnandi Rusmil mengatakan, saat ini sudah lebih dari 1.000 orang menerima dosis kedua vaksin buatan Sinovac. Proses uji klinis ditargetkan rampung pada Maret 2021 mendatang.
“Jadi sekarang sedang berjalan. Jadi sekarang ini yang sudah suntikan pertama 1.620. Suntik kedua lebih dari 1.000. Yang diambil darah setelah penyuntikan kedua 800. Yang dari 1.620 akan kami ikuti sampai 6 bulan penelitian ini laporan pertama sebanyak 540 subjek pada Januari kalau betul-betul selesai penelitiannya Maret,” ujar Kusnandi saat ditemui detikcom di kediamannya, Rabu (21/10/2020).
Kusnandi mengatakan, setelah uji klinis selesai tahun depan, peneliti akan mengetahui keamanan dari vaksin, berikut imugenitas dan efikasi vaksin. “Itu yang saya teliti vaksin dari Bio Farma, nanti kalau sudah selesai Maret itu baru diproduksi besar-besaran untuk dijual dan dipergunakan dalam negeri nantinya,” katanya.
Selama proses uji klinis ini, ujar Kusnandi, terdapat sejumlah Kejadian Ikutan Pasca Imunisasi (KIPI), tetapi masih dalam taraf ringan. “Demam pasti ada, lemas pasti ada, nyeri di tempat suntikan juga masih ada, nah tapi itu dalam batas normal. Mereka masih bisa beraktivitas,” katanya.
“Sampai sekarang belum ada laporan yang menakutkan. Seperti bagaimana kita menyuntikan vaksin ke anak-anak, imunisasi di Puskesmas. Kalau untuk yang anak-anak belum sempat kita lakukan di sini, tetapi penelitian vaksin untuk anak-anak dilakukan di China,” ucapnya.
Seperti diketahui, pandemi COVID-19 tak hanya berdampak kepada kesehatan, tetapi juga nyaris melumpuhkan roda perekonomian dunia. Pihaknya pun mengaku tak ada perbedaan dalam melakukan penelitian vaksin, baik vaksin COVID-19 maupun vaksin-vaksin yang lainnya.
“Saya anggapnya sama saja. Saya melakukan uji klinis sudah 26 kali. Sudah biasa jadi enggak terlalu khawatir. Ini kan untuk orang dewasa, saya biasanya untuk anak-anak kan lebih rentan buat anak-anak. Saya melakukan imunisasi BCG untuk bayi. Kan berarti sudah biasa melakukan pada bayi apalagi pada orang dewasa, jadi enggak masalah kelihatannya,” katanya.
Sebelumnya, uji klinis vaksin COVID-19 buatan Sinovac ini dilaksanakan oleh Unpad dan Biofarma. Ada enam lokasi yang digunakan untuk melaksanakan uji klinis ini, yakni Puskesmas Garuda, Dago, Sukapakir, Ciumbuleuit, Balai Kesehatan Unpad dan RSP Unpad.