Vaksin Corona Hampir Rampung, Siapa yang Berhak Divaksinasi Lebih Awal?

Jakarta

Saat ini sudah banyak perusahaan farmasi yang melakukan uji klinis vaksin COVID-19 di berbagai negara. Percepatan produksi vaksin Corona dilakukan sebagai salah satu upaya mengakhiri pandemi COVID-19.

Namun tidak sedikit pihak yang mengkhawatirkan soal siapa yang pertama kali berhak divaksinasi lebih awal apabila produksi vaksin Corona telah rampung. Hal ini mencuat di Amerika Serikat setelah otoritas kesehatan AS menargetkan setidaknya bulan depan warganya sudah mendapat rancangan pedoman vaksinasi COVID-19.

Direktur National Institutes of Health, Dr Francis Collins, mengatakan akan banyak pihak yang merasa paling berhak mendapatkan vaksin lebih awal.

“Tidak semua orang akan menyukai jawabannya. Akan ada banyak pihak yang merasa bahwa mereka seharusnya berada di urutan teratas,” kata Dr Collins dikutip dari AP News.

Secara umum, kelompok pertama yang harus diberikan vaksin adalah petugas keseharan dan mereka yang rentan terinfeksi penyakit. Namun Dr Collins memiliki gagasan baru yakni memprioritaskan orang yang secara geografis berada di wilayah yang penyebaran virusnya tinggi.

Kelompok lain yang juga perlu dipertimbangkan adalah sukarelawan vaksin yang tidak mendapatkan vaksin asli saat melakukan uji klinis.

“Kita berhutang pada mereka. Mereka ibarat prioritas khusus,” tuturnya.

Beberapa perusahaan yang telah melakukan uji klinis vaksin memang melibatkan banyak sekali relawan. Di AS, tiga vaksin yang dikembangkan perusahaan Moderna dan Pfizer masing-masing melibatkan 30 ribu relawan.

Penentuan ini adalah dilema global. Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) juga tengah menghadapi kesulitan untuk memprioritaskan siapa yang harus mendapat vaksin pertama kali. Keputusan kian sulit saat negara-negara kaya dunia sudah mulai ‘memborong’ vaksin.

Center for Disease Control and Prevention (CDC) sendiri menyarankan untuk memberikan dosis pertama vaksin COVID-19 kepada 12 juta penduduk dengan kondisi kesehatan paling kritis, tenaga keamanan nasional, dan pekerja penting lainnya.

Selanjutnya, 110 juta dosis diberikan kepada orang dengan risiko terpapar COVID-19 paling tinggi, termasuk penduduk berusia di atas 65 tahun yang tinggal di fasilitas perawatan jangka panjang. Atau orang-orang dengan kondisi kesehatan buruk. Populasi lainnya bisa dilakukan setelah itu.

Pertimbangan lainnya adalah populasi masyarakat miskin yang tinggal di lingkungan padat dan kurang memiliki akses untuk perawatan kesehatan.

Terima kasih telah membaca artikel

Vaksin Corona Hampir Rampung, Siapa yang Berhak Divaksinasi Lebih Awal?