‘Tsunami’ COVID-19 Landa Jepang, Anak Sehat Meninggal Tertular Omicron


Jakarta –
Giliran Jepang melaporkan kekhawatiran tren kasus COVID-19. Pasalnya, sejumlah anak-anak dalam kondisi sehat meninggal usai terinfeksi varian Omicron.
Dikutip dari Japan Times, survei menunjukkan sekitar setengah dari bayi dan anak yang meninggal akibat COVID-19 tidak punya riwayat penyakit penyerta. Tren ini meningkat dari akhir tahun lalu yakni hanya tiga pasien COVID-19 meninggal di bawah usia 20 tahun, sebelum Omicron menyebar.
Menurut National Institute of Infectious Diseases, kasus kematian anak naik menjadi 41 kasus di tengah lonjakan Omicron. Dari 41 kematian, 29 di antaranya mengalami gangguan sistem saraf pusat, penyakit jantung bawaan, dan kondisi lain.
Sementara 15 kasus lainnya, tidak memiliki riwayat penyakit penyerta atau dalam kondisi sehat sebelum terpapar COVID-19. Jika dirinci lebih lanjut, dari 15 kasus, empat di antaranya berusia kurang dari 12 bulan, dua kasus berusia antara 1 dan 4 tahun, dan sembilan lainnya berusia 5 tahun atau lebih.
Banyak yang tiba di rumah sakit dengan demam atau gangguan kesadaran. Lebih dari 60 persen di antara mereka meninggal dalam waktu seminggu setelah mengalami gejala COVID-19.
Kasus COVID-19 baru di antara orang dengan usia di bawah 20 tahun telah meningkat sejak akhir Oktober, menurut kementerian kesehatan, dengan total sekitar 257.000 dalam periode satu minggu hingga Selasa lalu, atau hampir 30 persen dari keseluruhan infeksi.
Jumlah kasus flu juga naik sekitar 35 kali menjadi 1.238 kasus pada minggu sebelum 11 Desember dari tahun sebelumnya, di tengah kekhawatiran akan kemungkinan wabah flu dan COVID-19 terjadi bersamaan.
Tomohiro Katsuta, seorang profesor di Fakultas Kedokteran Universitas St. Marianna di Kawasaki, Prefektur Kanagawa, mengatakan bahwa vaksinasi adalah cara paling efektif untuk mencegah anak-anak terinfeksi COVID-19.
“Orang tua harus mendapatkan informasi yang akurat tentang kemanjuran vaksin dan efek samping untuk memutuskan apakah akan memvaksinasi anak mereka, daripada mengesampingkan opsi itu karena mereka khawatir tentang vaksinasi,” katanya.
Karena ada kekhawatiran tentang wabah flu musim dingin ini, Katsuta menekankan bahwa bayi dan anak-anak juga harus menerima vaksinasi flu, karena flu dapat menyebabkan ensefalopati.
Kasus COVID-19 di Jepang per Minggu (25/12/2022) bertambah 149.665 kasus dengan 306 kematian, jumlah kasus meninggal baru tertinggi di dunia.
‘Tsunami’ COVID-19 Landa Jepang, Anak Sehat Meninggal Tertular Omicron



