TNI AU Bersiap Kerahkan C-130J-30 Super Hercules untuk Airdrop Cargo Logistik di Gaza

Meski belum lengkap menerima pesanan lima unit C-130J-30 Super Hercules, namun, sudah ada persiapan dari Indonesia untuk turut dalam operasi penyaluran bantuan kemanusiaan di Gaza. Seperti yang telah dilakukan Amerika Serikat, Yordania dan Belanda, maka TNI AU berencana untuk melakukan airdrop bantuan logistik menggunakan C-130.
Baca juga: TNI AU Sukses Ujicoba Darat Parachute Cargo Delivery System di Pesawat C-295M
Berlangsung di Lanud Iswahjudi, Madiun, pada hari Jumat (7/3/2024), Presiden Joko Widodo didampingi Menteri Pertahanan Prabowo Subianto menyaksikan simulasi pengiriman logistik dari udara dari untuk bantuan di Gaza, Palestina. Dalam video yang dirilis Kementerian Pertahanan (Kemhan), diperlihatkan simulasi airdop dilakukan dengan menggunakan C-130J-30 bernomer A-1339 dari Skadron Udara 31, yang menjadi Super Hercules pertama yang tiba di Indonesia.
Aidrop atau Parachute Cargo Delivery System adalah sistem pengiriman kargo yang menggunakan parasut untuk mengantarkan barang atau peralatan dari udara ke darat. Sistem ini biasanya digunakan untuk mengirim pasokan atau kargo ke daerah-daerah yang sulit dijangkau oleh transportasi darat atau udara konvensional, seperti wilayah terpencil, zona perang, atau daerah bencana.
Setelah menyaksikan simulasi pengiriman logistik dari udara di Lanud Iswahjudi, Jumat (7/3), Presiden Jokowi @jokowi yang didampingi Menhan Prabowo @prabowo, menyatakan simulasi tersebut merupakan peragaan pengiriman bantuan kemanusiaan yang akan segera dilakukan di Gaza. pic.twitter.com/qxeORpx9ga
— Kemhan RI (@Kemhan_RI) March 11, 2024
C-130J-30 Super Hercules memiliki kemampuan untuk membawa hingga enam palet 463L standar dalam konfigurasi standar. Kapasitas ini dapat bervariasi tergantung pada konfigurasi kargo dan kebutuhan misi, tetapi enam palet adalah jumlah maksimum yang dapat dibawa dalam kondisi ideal.
Palet kargo 463L adalah standar NATO untuk palet kargo udara yang digunakan dalam pesawat transportasi militer seperti C-130. Palet ini memiliki dimensi kira-kira 108 inci (274,32 cm) panjang, 88 inci (223,52 cm) lebar, dan 2,25 inci (5,72 cm) tinggi.
Palet 463L memiliki berat maksimum kargo yang direkomendasikan sekitar 10.000 pon (4.536 kg). Palet ini dirancang untuk memudahkan pengisian, pengeluaran, dan transportasi kargo secara efisien dalam pesawat transportasi udara.
C-130J-30 Super Hercules memiliki beberapa fitur khusus dalam kemampuan airdrop-nya yang membuatnya sangat efisien dan fleksibel dalam misi airdrop. Beberapa fitur khusus tersebut termasuk:
Precision Airdrop System (PADS)
C-130J-30 dilengkapi dengan sistem airdrop presisi yang memungkinkan untuk melakukan airdrop dengan tingkat akurasi yang tinggi. Sistem ini menggunakan teknologi GPS dan komputer untuk mengontrol dan mengarahkan kargo ke target dengan tepat.
High Altitude Low Opening (HALO) Capability
C-130J-30 memiliki kemampuan untuk melakukan airdrop dari ketinggian tinggi dengan membuka parasut kargo pada ketinggian rendah. Ini memungkinkan untuk mengirimkan kargo ke daerah yang sulit dijangkau atau untuk menghindari deteksi musuh.
Combat Offload
C-130J-30 dapat melakukan airdrop kargo saat masih berada dalam penerbangan, yang dikenal sebagai combat offload. Ini memungkinkan untuk melakukan airdrop kargo dengan cepat dan tepat di zona pertempuran tanpa harus mendarat.
Dual Rail Airdrop System
C-130J-30 dilengkapi dengan sistem airdrop ganda yang memungkinkan untuk mengirimkan dua kargo berbeda secara bersamaan dalam satu misi airdrop. Ini meningkatkan efisiensi dan fleksibilitas dalam pengiriman kargo.
Fitur-fitur di atas membuat C-130J-30 Super Hercules menjadi pesawat yang sangat efektif dalam misi airdrop, baik untuk operasi militer maupun kemanusiaan. Dengan kemampuan airdrop yang canggih ini, C-130J-30 dapat mengirimkan kargo dengan akurat dan efisien ke berbagai lokasi di seluruh dunia. (Gilang Perdana)
Pasok Air Bersih Bagi Pasukan di Garis Depan, Israel Kerahkan C-130 “Shimshon” di Jalur Gaza