“Tidak Dijual ke Filipina”, Australia Manfaatkan Komponen eks HMAS ANZAC Sebagai Suku Cadang Bagi Unit Kapal Perang Tersisa

Dikenal sebagai kapal perang canggih namun pensiun ‘muda’, inilah stigma yang melekat pada frigat HMAS ANZAC (FFH 150), yang oleh Angkatan Laut Australia (Royal Australian Navy/RAN) telah resmi dipensiunkan lewat sebuah upacara pada 18 Mei 2024 di Fleet Base West – pangakalan angkatan laut (lanal) HMAS Stirling, tidak jauh dari Perth.

Baca juga: Australia Pensiunkan HMAS ANZAC (FFH 150) – Frigat Canggih dengan Usia Masih Tergolong ‘Muda’

Lantaran pensiun muda tapi masih strong, maka bisa ditebak, bahwa HMAS ANZAC akan dilirik oleh negara-negara sahabat Australia di utara. Bukan Indonesia, rumor beredar bahwa HMAS ANZAC berpotensi untuk ditransfer ke Filipina. Bukan hal yang aneh bila itu terjadi, pasalnya baik Australia dan Filipina, sama-sama sekutu AS di kawasan Pasifik, dan kedua negara sama-sama menghadapi ancaman militer dari Cina.

Menurut informasi yang diterbitkan oleh Defense Connect pada tanggal 30 Mei 2024, laporan menunjukkan potensi pemindahan HMAS Anzac yang telah dinonaktifkan dari Australia ke Filipina. Sejauh ini, rumor tersebut telah dibantah, dan pihak RAN menyatakan tidak ada perjanjian semacam itu.

“Tidak Dijual ke Filipina”, Australia Manfaatkan Komponen eks HMAS ANZAC Sebagai Suku Cadang Bagi Unit Kapal Perang Tersisa

Belum ada penjelasan makna dari transfer atas rumor yan beredar, bisa saja merupakan penjualan kapal perang bekas pakai, atau bisa pula merupakan program hibah, seperti Indonesia yang pernah dapatkan di masa lalu, kala Australia menghibahkan kapal patroli Attack class kepada TNI AL.

Meski belum tentu siap secara teknis dan anggaran untuk operasioalnya, mentransfer HMAS Anzac ke Filipinba akan meningkatkan kemampuan maritim mereka. Secara strategis, penyerahan HMAS Anzac akan meningkatkan proyeksi kekuatan dan keamanan maritim bagi angkatan laut negara penerima.Kemampuan jangka panjangnya ideal untuk patroli ekstensif dan penting untuk mengamankan perairan teritorial dan zona ekonomi eksklusif dari ancaman seperti pembajakan dan penangkapan ikan ilegal.

“Tidak Dijual ke Filipina”, Australia Manfaatkan Komponen eks HMAS ANZAC Sebagai Suku Cadang Bagi Unit Kapal Perang Tersisa

Selain itu, sistem komunikasi dan manajemen tempur canggih yang dimiliki kapal ini meningkatkan interoperabilitas dengan angkatan laut sekutu, sehingga memfasilitasi operasi dan latihan gabungan. Interoperabilitas ini sangat bermanfaat di kawasan dengan dinamika keamanan yang kompleks, seperti Laut Cina Selatan, di mana kolaborasi dengan sekutu seperti Amerika Serikat dan Australia sangat penting.

Pada bulan-bulan menjelang dekomisioning, beberapa blog pertahanan Filipina berspekulasi bahwa kapal tersebut dapat dibeli dengan harga murah untuk memperkuat pertahanan maritim negara tersebut terhadap interaksi yang semakin bermusuhan dengan kapal-kapal dari People’s Liberation Army Navy dan armada penangkapan ikan Cina.

Dengan “Ledakan Sonar”, Begini Cara Kapal Perusak AL Cina Melukai Penyelam Australia

Laporan yang dipublikasikan secara online memperkirakan bahwa Angkatan Laut Filipina sedang mempertimbangkan HMAS Anzac sebagai opsi untuk melengkapi dua korvet Korea Selatan yang diperkirakan akan dikirim pada tahun 2025 dan 2026.

Selain itu, ada spekulasi bahwa HMAS Anzac cocok untuk Angkatan Bersenjata Filipina karena usianya 30 tahun lebih muda dari kapal patroli lepas pantai utama BRP Gregorio del Pilar (PS-15, diluncurkan pada tahun 1965) serta memiliki sensor yang diduga lebih unggul  dan sistem persenjataan yang dimiliki fregat berpeluru kendali utama BRP Jose Rizal (FF-150, diluncurkan tahun 2019).

Menanggapi rumor yang berkembang, Angkatan Laut Australia belum menerima korespondensi resmi apa pun dari pemerintah atau Angkatan Laut Filipina mengenai akuisisi HMAS Anzac. “HMAS Anzac tidak layak untuk dijual, sebagain atau mayoritas suku cadang dari HMAS Anzac akan ditambahkan ke rantai pasokan untuk mendukung platform yang tersisa di kelas tersebut,” menurut pernyataan dari juru bicara Kementerian Pertahanan Australia pada 30 Mei 2024.

ANZAC class dibangun dari desain MEKO200 oleh Tenix Defence Systems, frigat ini mengandalkan meriam MK45 kaliber 127 mm pada haluan, rudal anti kapal Harpoon 2×4 dan rudal hanud Sea Sparrow dan Evolved Sea Sparrow dalam peluncur VLS (Vertical Launching System). Sementara bekal senjata aspek bawah laut terdiri dari dua triple tube torpedo MK32 kaliber 324 mm. Dalam setiap pelayaran, frigat ANZAC class membawa satu unit helikopter anti kapal selam mutakhir Sikorsky MH-60R Seahawk.

Bagi Australia, armada ANZAC class yang telah beroperasi sejak 1996 sudah mulai dianggap tua dan rencananya akan dipensiunkan secara bertahap sampai tahun 2030. Secara keseluruhan ada sepuluh unit yang berhasil dibangun oleh Tenix Defence di Williamstow. Sebagai catatan, dua di antara sepuluh unit ANZAC class dioperasikan oleh Angkatan Laut Selandia Baru.  (Gilang Perdana)

Ada ‘Problem’ Pada Desain, Pembangunan Frigat Hunter Class Australia Molor, Baru Dibangun Mulai 2024

Terima kasih telah membaca artikel

“Tidak Dijual ke Filipina”, Australia Manfaatkan Komponen eks HMAS ANZAC Sebagai Suku Cadang Bagi Unit Kapal Perang Tersisa