Temuan Kasus Sifilis di DIY Meningkat, Baru Sedikit yang Berobat

Jakarta

Menanggapi tren kasus yang meningkat, Dinas Kesehatan Daerah Istimewa Yogyakarta mengintensifkan pelayanan untuk pasien sifilis atau raja singa. Pihaknya memastikan, kini setiap Puskesmas bisa melayani pengidap sifilis.

“Sebetulnya kalau untuk sifilis, HIV itu kita bisa memeriksa semua. Semua Puskesmas bisa melakukan pemeriksaan dan bisa mengobati,” ungkap Kepala Bidang Pengendalian Penyakit Dinas Kesehatan DIY Setyarini Hestu Lestari, dikutip dari Antara, Jumat (26/5/2023).

Lebih lanjut ia menjelaskan, meskipun akses pemeriksaan penyakit infeksi menular seksual (IMS) telah disediakan, kendala ada pada kesadaran masyarakat yang masih rendah. Pasalnya mengacu pada data Dinkes DIY sejak 2020, dari 67 kasus sifilis, hanya 43 kasus di antaranya mendapatkan pengobatan. Kemudian pada 2021, dari 141 kasus, hanya 83 orang yang diobati. Berlanjut pada 2022, dari 333 kasus sifilis, hanya 105 orang yang diobati,


Data terakhir pada triwulan pertama 2023, dari 89 kasus sifilis, hanya 26 orang yang sudah mendapatkan pengobatan.

“Dari populasi (pasien sifilis) yang ditemukan sekian itu, yang berobat baru sekian persen. Mungkin karena namanya kena sifilis ini, ada rasa malu (untuk berobat),” beber Setyarini.

Melihat itu, ia mengimbau para pengidap sifilis untuk tidak malu berobat. Pasalnya, penyakit yang dipicu oleh bakteri treponema pallidum ini sebenarnya bisa diobati. Bahkan, obatnya pun disediakan oleh pemerintah.

Kelompok Paling Rentan

Menurut Setyarini, mayoritas kasus sifilis di DIY dialami oleh laki-laki dengan rentang usia 25-49 tahun, dan didominasi oleh kelompok lelaki seks lelaki (LSL). Pada kelompok LSL, tren kasus sifilis meningkat setiap tahun dengan persentase 15 persen pada 2020, meningkat menjadi 34 persen pada 2021, 44 persen pada 2022, kemudian melonjak menjadi 60 persen pada 2023.

Selain itu, kasus sifilis juga ditemukan pada kelompok wanita pekerja seks, pelanggan pekerja seks, dan waria. Walaupun, pada kelompok-kelompok ini, persentase jumlah kasusnya lebih rendah.

“Kalau mau berobat edukasi tentu akan disampaikan oleh dokternya. (Misalnya) minum obat begini, kalau mau sembuh harus mengurangi faktor risikonya. itu pasti akan disampaikan,” pungkas Setyarini.

Terima kasih telah membaca artikel

Temuan Kasus Sifilis di DIY Meningkat, Baru Sedikit yang Berobat