Telkom Sebut Satelit Merah Putih 2 Sudah Beroperasi dan Kebanjiran Kontrak

JAKARTA, – Satelit Merah Putih 2 milik PT Telkom Indonesia Tbk (TLKM) mulai kebanjiran permintaan kontrak.
Sejak mengudara pada 21 Februari 2024, Telkom sudah mengantongi lima kontrak.
Direktur Wholesale & International Service Telkom Indonesia Bogi Witjaksono menyampaikan Satelit Merah Putih 2 sudah beroperasi dan sudah mulai menerima kontrak.
“Sudah ada lima kontrak dari dalam maupun luar negeri. Namun untuk nilai kontraknya saya belum tahu karena kami harus cek jangka waktu kontraknya berapa tahun,” kata dia belum lama ini.
TONTON JUGA:
[embedded content]Meski begitu, Bogi memastikan lima kontrak yang sudah diterima Telkom itu mempunyai volume yang cukup besar. Menurutnya satu kontrak mengonsumsi 1 Gbps–2 Gbps.
Heri Supriadi, Direktur Keuangan & Manajemen Risiko Telkom Indonesia menambahkan dalam pipeline Telkom sudah ada beberapa permintaan kontrak yang masuk.
Baca juga: Telkom Bagikan Dividen Rp17,68 Triliun ke Pemegang Saham, Ini Jadwalnya
“Sebenarnya kami ingin tahun ini bisa menjual sekitar 40%–50% dari total kapasitas yang Satelit Merah Putih 2 miliki,” ujar Heri.
Adapun satelit Merah Putih 2 dengan memiliki hingga 32 Gbps ini akan membawa transponder aktif yang terdiri dari frekuensi C-band dan Ku-band, yang akan menjangkau seluruh area Indonesia.
Dia berharap Satelit Merah Putih 2 ini bisa balik modal dalam jangka waktu tujuh tahun setelah diluncurkan.
Adapun untuk membangun satelit anyar ini, TLKM menggelontorkan Rp 3,5 triliun.
“Biasanya jangka waktu penggunaan satelit sekitar 15 tahun. Harapannya setengah waktu dari situ bisa balik modal,” ucap Heri.
Sejatinya Satelit Merah Putih 2 akan menyasar bisnis wholesale dan enterprise.
Baca juga: Ubah Susunan Pengurus Perseroan, Ini Daftar BoC dan BoD Telkomsel 2024
Sebagai backhaul, satelit anyar ini akan dapat digunakan oleh VAST operator dan mobile operator.
Kemudian dari sisi enterprise, satelit ini bisa menyasar segmen pertambangan dan maritim.
Khususnya area memang belum dan tidak terjangkau oleh daerah oleh layanan terestrial.
Ikuti berita di Google News