
Taliban Berkuasa di Afghanistan, WHO Khawatirkan Program Vaksinasi Corona

Jakarta –
Jatuhnya pemerintahan Afghanistan oleh kelompok Taliban diperkirakan akan berdampak pada berbagai aspek dunia. Di dunia kesehatan, beberapa ahli khawatir gejolak yang terjadi akan mendorong kembalinya penyakit-penyakit.
Taliban dilaporkan menolak dan melarang dilakukannya program vaksinasi. Hal ini yang kemudian jadi sumber kekhawatiran karena memperlambat kemajuan cakupan vaksin COVID-19 di tengah situasi pandemi.
Selain COVID-19, penyakit lainnya yang juga jadi perhatian adalah polio. The Lancet memprediksi ada jutaan anak yang tidak bisa mendapat dosis vaksin polio sejak tahun 2018 karena ada larangan vaksinasi.
“WHO sangat prihatin dengan keselamatan dan kebutuhan kemanusiaan di Afghanistan, termasuk risiko wabah penyakit dan peningkatan penularan COVID-19,” komentar juru bicara Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) Tarik Jasarevic seperti dikutip dari Hindustan Times, Jumat (20/8/2021).
Epidemiolog dan Direktur Institute for Global Health Yale University, Saad B Omer, mengatakan Afghanistan jadi satu dari dua negara di dunia masih belum berhasil memberantas polio. Negara lainnya yang juga masih mencatat kasus polio liar adalah Pakistan.
“Konsekuensi yang bisa terjadi karena kejadian di Afghanistan adalah ancaman terhadap kemajuan eradikasi polio global. Pada 2021, sejauh ini sudah satu kasus polio liar di masing-masing negara Afghanistan dan Pakistan. Dua negara terakhir di dunia dengan endemi polio. Anak-anak di dunia harusnya bisa mendapat hal yang lebih baik,” komentar Saad.
Polio sendiri adalah penyakit menular yang disebabkan oleh virus. Pada anak-anak polio dapat menyebabkan kecacatan.
Kejadian penyakit polio kini sudah jarang ditemukan berkat keberhasilan program vaksinasi global. Indonesia sendiri dinyatakan berhasil mengeradikasi polio pada tahun 1995.
Taliban Berkuasa di Afghanistan, WHO Khawatirkan Program Vaksinasi Corona
