Jakarta –

Konser Coldplay yang akan dilaksanakan pada 15 November 2023 mengundang banyak perhatian orang. Banyaknya pembahasan soal Coldplay lantas juga dikaitkan dengan keberadaan orang yang FOMO dengan konser tersebut.

Fear of Missing Out atau FOMO merupakan perasaan cemas atau rasa takut yang muncul pada seseorang karena tidak ingin ketinggalan sesuatu yang menarik atau diabaikan. Hal ini biasanya berkaitan dengan hal-hal yang sedang viral di tengah masyarakat.

“Banyak masyarakat yang terpengaruh oleh hal-hal viral karena adanya keinginan untuk terlibat dalam suatu pengalaman yang sedang populer atau ramai dibicarakan,” ucap psikolog Ohana Space Arnold Lukito, M.Psi pada detikcom, Selasa (17/5/2023).

Menurutnya secara biologis manusia memang butuh untuk tetap terhubung dengan kelompok sosialnya. Hal tersebut dilakukan untuk bertahan hidup dan agar tidak dikucilkan dari kelompok.

“Dalam konteks pembelian tiket konser Coldplay, orang-orang mungkin ikut membeli tiket konser Coldplay meskipun bukan fans-nya karena mereka ingin terlibat dalam pengalaman yang sedang tren dan ingin merasakan rasa kebersamaan dengan orang lain yang juga berpartisipasi dalam hal yang sama,” kata Arnold.

“Mereka mungkin merasa takut ketinggalan momen atau tidak ingin merasa di luar lingkaran percakapan yang sedang berlangsung,” sambungnya.

Tanda-tanda FOMO Berlebihan

Arnold menjelaskan bahwa FOMO yang berlebihan dapat ditunjukkan dengan tanda-tanda yang beragam pada setiap orang. Beberapa di antaranya adalah:

• Gelisah
• Kecemasan berlebihan
• Kekhawatiran berlebihan
• Perasaan rendah diri
• Depresi ketika tidak dapat mengikuti tren

“Cemas mengantisipasi war tiket, ataupun kecewa ketika tidak mendapat tiket tentu wajar dan dapat dimengerti. Namun jika hal tersebut sampai menimbulkan emosi yang berlebihan apalagi mengganggu fungsi aktivitas sehari-hari misal tidak nafsu makan, sulit tidur, mudah marah, dan sebagainya, maka hal tersebut tentu tidak sehat,” jelasnya.

“Perlu diingat bahwa FOMO bukanlah sebuah gangguan atau diagnosa psikologis. Namun jika sampai menimbulkan gejala depresi atau gangguan cemas, maka depresi dan kecemasan tersebut yang perlu mendapat penanganan,” pungkasnya.