Shopee Affiliates Program

Takjil Bersantan Jadi Santapan Buka Puasa? Catat Batasannya

Jakarta

Takjil merupakan makanan ringan wajib yang harus ada saat berbuka puasa. Rasanya, berbuka menjadi kurang afdol jika tidak tersedia takjil di meja makan.

Hanya saja, kebanyakan takjil yang dihidangkan dan tersedia di Indonesia merupakan makanan tidak sehat yang mengandung tinggi gula dan santan, contohnya adalah kolak.

Siapa yang ingin melewatkan kolak di bulan Ramadhan? Makanan mengandung santan ini memang merupakan makanan khas di bulan suci ini. Selain rasanya yang enak, isiannya yang beraneka ragam membuat hidangan ini digemari banyak orang.

Akan tetapi, perlu diingat bahwa hidangan yang mengandung santan bisa berdampak buruk jika dikonsumsi secara berlebihan. Sebab, santan bisa berpotensi menjadi lemak jenuh.

Apabila dikonsumsi terlalu banyak, maka bisa menyebabkan masalah pencernaan. Bahkan, efek jangka panjangnya bisa menyebabkan obesitas dan diabetes.

“Takjil-takjil kan banyak yang bersantan, sementara kalau lemaknya tinggi akhirnya pencernaan jadi nggak terlalu bagus,” kata dokter spesialis gizi dr Diana F Suganda, SpGK, MKes dari Rumah Sakit Pondok Indah beberapa waktu yang lalu.

“Kalau banyak lemak, kalorinya juga tinggi dan dalam jangka panjang bisa membuat obesitas, dan seharian (perut) sudah kosong tiba-tiba dikasih lemak kan itu susah dicerna. Biasanya kalau langsung lemak akhirnya kembung dan nggak nyaman perutnya,” jelasnya

Namun, dr Diana juga tidak melarang untuk menghindari makanan seperti kolak untuk berbuka puasa. Akan tetapi menurutnya, saat membatalkan puasa sebaiknya dengan air putih terlebih dahulu, kemudian dengan buah-buahan untuk menaikkan gula darah.

Setelahnya, baru boleh mengonsumsi makanan santan dengan porsi terbatas, seperti setengah gelas saja. Ingat, konsumsi santan yang berlebihan bisa berdampak buruk bagi kesehatan.


Terima kasih telah membaca artikel

Takjil Bersantan Jadi Santapan Buka Puasa? Catat Batasannya