Jakarta –

Menahan bersin ternyata bisa menimbulkan dampak bagi kesehatan. Seperti yang dialami pria asal Inggris, tenggorokannya pecah saat berusaha menahan bersin dengan menutup mulut dan kedua lubang hidung.

Kasusnya dipublikasikan pada BMJ Case Reports tahun 2018. Ia mencari pertolongan medis setelah mengalami sejumlah gejala aneh seperti sakit saat menelan, perubahan suara, sensasi meletup di tenggorokan, dan pembengkakan di leher.

Setelah diperiksa, ternyata ada aliran udara yang terperangkap di beberapa jaringan tenggorokannya. Kasus pecahnya faring secara spontan ini biasanya disebabkan oleh muntah, retching atau kontraksi otot respirasi, batuk berat, hingga trauma.

“Menghentikan bersin dengan menutup lubang hidung dan mulut adalah manuver berbahaya dan harus dihindari. Ini dapat menyebabkan banyak komplikasi,” ujar peneliti dalam jurnal tersebut, dikutip Rabu (16/8/2023).

Bahaya Menahan Bersin

Dikutip dari Advance ENT & Allergy, bersin menghasilkan tekanan yang jauh lebih besar terhadap sistem pernapasan ketimbang nafas sengal seperti saat sedang melakukan aktivitas fisik yang berat. Para peneliti menemukan menahan bersin mampu menciptakan tekanan 5 hingga 24 kali besar ketimbang saat bersin dilepaskan begitu saja. Tekanan yang sangat kuat ini berpotensi menimbulkan cidera pada sistem pernapasan.

Menahan bersin juga bisa membuat gendang telinga pecah. Ini karena saat menahan bersin, sebagian dari tekanan udara tersebut mengalir ke telinga. Tekanan yang kuat itu berpotensi merobek gendang telinga, sehingga menimbulkan gangguan pendengaran dan memungkinkan bakteri masuk ke telinga.

Selain itu, menahan bersin juga bisa membuat pembuluh darah di sekitar mata dan hidung pecah. Hal ini bisa membuat mata dan hidung menjadi kemerahan, dan butuh waktu berminggu-minggu untuk bisa sembuh. Pada tingkat yang lebih parah, menahan bersin juga bisa memicu aneurisma serebral atau pembengkakan pembuluh darah di otak.