
Sudah Memilih Waktu Berjemur, Butuh Apa Lagi Agar Manfaatnya Maksimal?

Jakarta –
Pemilihan waktu berjemur yang baik dan tepat akan membuat paparan sinar ultraviolet B lebih optimal dalam metabolisme vitamin D di dalam tubuh. Tapi waktu saja tidak cukup, ada hal lain yang harus diperhatikan.
Cara menentukan waktu yang baik untuk berjemur, khususnya bagi pasien COVID-19, sudah banyak dibahas sebelumnya. Klik DI SINI untuk melihat panduannya.
Menurut praktisi kesehatan dr Henry Suhendar SpOT, ada beberapa hal selain waktu berjemur yang turut menentukan manfaat yang didapat dari sinar matahari.
Di antaranya sebagai berikut, seperti disampaikan dalam webinar Vitamin D Against Cancer, Minggu (25/7/2021).
1. Jenis kulit
Ada berbagai jenis kulit yang mempengaruhi penyerapan sinar matahari. Seseorang dengan kulit putih dan cerah cenderung lebih cepat menyerap sinar matahari dibanding mereka yang berkulit lebih gelap. Artinya, butuh waktu lebih lama untuk berjemur jika jenis kulitnya lebih gelap.
2. Sunscreen/sunblock
Agar penyerapan sinar matahari optimal, dr Hendry tidak menyarankan penggunaan sunscreen atau sunblock. Lho, kalau terbakar bagaimana? Ya pilih waktu yang tepat, yakni saat UV Index belum terlalu tinggi, dan batasi waktu berjemur.
3. Berat badan
Seseorang dengan berat badan berlebih atau obesitas membutuhkan waktu lebih lama untuk berjemur.
4. Umur
Memasuki usia lanjut, fungsi tubuh dalam membentuk vitamin D mulai berkurang. Karenanya, asupan vitamin D melalui makanan dan suplemen diperlukan karena berjemur terlalu lama kurang memberikan manfaat yang sebanding dengan risiko terbakar.
5. Pakaian
Idealnya, berjemur memberikan manfaat optimal jika 85 persen permukaan tubuh terpapar sinar matahari. Namun sebelum ‘buka-bukaan’ di tempat terbuka, pertimbangkan juga kultur dan budaya sekitar agar tidak salah kostum.
Sudah Memilih Waktu Berjemur, Butuh Apa Lagi Agar Manfaatnya Maksimal?
