Sudah Booster Kok Kena COVID-19, Vaksin Tak Efektif? Nggak Gitu, Ini Penjelasannya

Jakarta –
Vaksin booster belakangan tengah digencarkan banyak negara demi menekan lonjakan kasus Omicron. Meski begitu, ada beberapa pasien yang terpapar Omicron saat sudah divaksinasi lengkap dan ditambah booster.
Hal ini kemudian memicu tudingan menerima vaksin COVID-19 bahkan dengan dosis lanjutan tak efektif melawan Corona termasuk varian baru.
Pakar epidemiologi Universitas Griffith Australia Dicky Budiman menepis anggapan tersebut. Menurutnya, sedari awal riset dikembangkan, tujuan utama seluruh vaksin COVID-19 di dunia bukan mencegah infeksi.
“Jadi memang semua vaksin COVID-19 itu tidak bisa memastikan setelah disuntik, mereka tak akan terkena atau terinfeksi varian Alpha, Beta, Delta hingga Omicron, sekalipun vaksin mRNA, tidak ada,” tutur dia kepada detikcom Jumat (28/1/2022).
“Saat ini keterbatasannya itu. Kedua juga belum ada yang bisa memastikan bahwa vaksin ini mencegah kita untuk tidak menularkan, ketika kita terinfeksi, jadi dua ini yang memang belum secara signifikan, bukan nggak ada, ada tapi persentasenya kecil.”
Lantas apa manfaatnya?
Dicky menekankan, bukti manfaat vaksinasi lengkap kini terlihat di banyak negara. Angka kematian akibat COVID-19 dan keterisian pasien rawat inap bergejala berat hingga kritis tak setinggi lonjakan kasus Corona varian Delta.
Artinya, tujuan utama para pengembang vaksin COVID-19 untuk mencegah risiko bergejala berat hingga kematian terlihat jelas.
“Bukan berarti ketika vaksin itu nggak bisa mencegah tertular menjadi tidak bermanfaat, buktinya sekarang Omicron ini banyak orang bergejala ringan, sedang, bahkan tanpa gejala. Manfaat vaksinasinya di situ.”
“Vaksin itu memiliki tujuan utama di awal penelitiannya adalah untuk mencegah keparahan orang masuk ICU atau masuk RS dan mencegah mengalami kematian. Itu tujuan awal dan utama, semua vaksin tanpa terkecuali,” tandasnya.