Starlink Sasar Daerah Pinggiran, Penyedia Layanan Internet Lokal Terancam?

Layanan internet satelit Starlink milik Elon Musk resmi diluncurkan di Bali pada Minggu, 19 Mei 2024. Pemerintah melalui Budi Arie Setiadi, Menteri Komunikasi dan Informatika (Menkominfo) menegaskan bahwa Starlink akan difokuskan ke wilayah pingiran, artinya daerah terpencil, terdepan, dan terdalam atau 3T.

Seperti diketahui di Indonesia sendiri layanan internet yang menyasar daerah pinggiran cukup beragam salah satunya adalah Jala Lintas Media (JLM).

Victor Irianto, CEO JLM, mengatakan sebagai penyedia jaringan internet JLM hadir dengan beragam produk yang menyasar segela segmen. Mulai dari apartemen, perkantoran hingga rumahan.

JLM memiliki produk Bnetfit produk internet rumah yang sasar daerah pinggran hal ini merupakan strategi bisnis JLM jangka panjang untuk garap pasar yang lebih luas.

Dan dengan masuknya Starlink yang bermain di ranah yang sama apakah menjadi ancaman buat JLM?

Menurut Victor, hal yang paling penting adalah mengoptimalkan teknologi untuk memberikan manfaat konkret dan mendukung kolaborasi positif demi kemajuan industri teknologi dan telekomunikasi di Indonesia,.

Victor menyebutkan, kalau dibilang ancaman, selagi mengikuti regulasi pihaknya berpedapat tidak apa-apa, misalnya mentaati peraturan mengenai judi online situs porno karena JLM diwajibkan untuk mentaati hal itu.

Baca Juga:Soal Izin Starlink, DPR Minta Pemerintah Bersikap Adil Agar Operator Telekomunikasi Tidak Bangkrut

“Kami terus memantau perkembangan isu dari Starlink sekaligus mengkajinya. Mulai dari regulasi, teknologi, implementasi,”ujar Victor, di Jakarta (28/05/24).

Diharapkan kehadiran Starlink di Indonesia membawa manfaat bagi masyarakat dan perkembangan industri telekomunikasi di Indonesia.

“JLM memahami karakter Indonesia yang suka dilayani, pelanggan kan kalau ada masalah langsung menghubungi pihak yang bersangkutan, nah kalau Starlinknya mau menghubungi siapa kalau tidak ada Dimana-mana, jadi tidak usah terlalu khawatir,”ucap Victor.

Bnetfit yang merupakan koneksi Internet yang didukung oleh 100% Fiber Optic. Dengan paket yang dapat dipilih sesuai kebutuhan, Bnetfit hadir dalam beberapa paket layanan termasuk Bnetfit Eco, Bnetfit Regular, Bnetfit Pro, Bnetfit Ultra, dan Bnetfit Max.

Hadir mulai dari Rp 199.000/bulan untuk kapasitas bandwidth 20 Mbps, aktivitas digital seperti browsing, media sosial, streaming video hingga bermain game online dapat dilakukan tanpa kendala.

JLM telah bekerjasama dengan beberapa pengembang perumahan besar di Indonesia diantaranya Paramount Land, Summarecon, Adhi Persada Property, dan Damai Putra Group. Hingga saat ini, layanan Bnetfit telah hadir di Kota Harapan Indah Bekasi,

Perumahan Paramount Petals, Summarecon Bogor, the Anggana Village, dan lain sebagainya.

Untuk segmen UKM, Bnetfit menghadirkan produk Bnetfit Business, layanan Internet dan akses jaringan yang dirancang khusus untuk segmen usaha kecil menengah, menawarkan layanan dengan kapasitas bandwidth mulai dari 50 Mbps di harga Rp 300.000/bulan.

Sedangkan untuk segmen apartemen, Bnetfit hadir dengan layanan Bnetfit Air yang khusus dirancang untuk mendukung aktivitas digital para penghuni apartemen.

Baca Juga:Tiga Negara Yang Menolak Starlink Masuk Wilayahnya

Saat ini, Bnetfit Air telah hadir beberapa apartemen di Jakarta; Aerium Apartment, Element Apartment, dan Southgate Apartment, di Sentul Tower Apartment Bogor, Paradiso Apartment di Tangerang, serta Sayana Apartment di Bekasi.

Terima kasih telah membaca artikel

Starlink Sasar Daerah Pinggiran, Penyedia Layanan Internet Lokal Terancam?