Starlink Hadir di Indonesia, ATSI: Harus Ada Kesetaraan Aturan

JAKARTA, – Asosiasi Penyelenggara Teknologi Seluruh Indonesia (ATSI) mengomentari kehadiran Starlink di Indonesia.
Sekretaris Jenderal ATSI, Marwan O Baasir mengatakan pemerintah harus memberlakukan aturan yang setara antara industri telekomunikasi dengan Starlink.
“Starlink kan jualannya internet, sama seperti industri telekomunikasi yang sudah ada juga jualannya internet,” ujar Marwan kepada , Rabu (29/3/2024).
“Jadi kalau industri telekomunikasi ada pajak, PNBP, USO, harus bangun infrastruktur di daerah 3T dan non 3T maka hal itu juga seharusnya Starlink lakukan sehingga ada kesetaraan,” sambung Marwan.
TONTON JUGA:
[embedded content]Marwan menambahkan harus ada persaingan yang sehat dalam kompetisi ini jika tidak ingin ada mati.
“Kalau kompetisinya tidak sehat dan berat sebelah bisa saja nanti ada industri yang gulung tikar,” jelasnya.
Baca juga: Segini Harga Internet Starlink, Sekaligus Cara Berlangganan
Marwan menjelaskan jika beban regulatory charge untuk industri telekomunikasi di Indonesia saja sudah mencapai 12%.
Hal tersebut menurutnya sudah sangat memberatkan bagi para pelaku industri telekomunikasi di Indonesia.
“Dari kajian yang ATSI lakukan regulatory charge yang sehat bagi industri telekomunikasi itu 5,69% tetapi di Indonesia sudah mencapai 12%,” ungkap Marwan.
Baca juga: Deadline Starlink Buat Kantor Operasional di Indonesia
Sasar Daerah Pinggiran
Pemerintah melalui Budi Arie Setiadi, Menteri Komunikasi dan Informatika (Menkominfo) menegaskan bahwa Starlink akan fokuskan ke wilayah pingiran.
Artinya daerah terpencil, terdepan, dan terdalam atau 3T.
Seperti diketahui di Indonesia sendiri layanan internet yang menyasar daerah pinggiran cukup beragam salah satunya adalah Jala Lintas Media (JLM).
Victor Irianto, CEO JLM, mengatakan sebagai penyedia jaringan internet JLM hadir dengan beragam produk yang menyasar segela segmen.
Mulai dari apartemen, perkantoran hingga rumahan.
JLM memiliki produk Bnetfit produk internet rumah yang sasar daerah pinggran hal ini merupakan strategi bisnis JLM jangka panjang untuk garap pasar yang lebih luas.
Dan dengan masuknya Starlink yang bermain di ranah yang sama apakah menjadi ancaman buat JLM?
Menurut Victor, hal yang paling penting adalah mengoptimalkan teknologi untuk memberikan manfaat konkret dan mendukung kolaborasi positif demi kemajuan industri teknologi dan telekomunikasi di Indonesia,.
Victor menyebutkan, kalau dibilang ancaman, selagi mengikuti regulasi pihaknya berpedapat tidak apa-apa, misalnya mentaati peraturan mengenai judi online situs porno karena JLM diwajibkan untuk mentaati hal itu.
Baca Juga:Soal Izin Starlink, DPR Minta Pemerintah Bersikap Adil Agar Operator Telekomunikasi Tidak Bangkrut
“Kami terus memantau perkembangan isu dari Starlink sekaligus mengkajinya. Mulai dari regulasi, teknologi, implementasi,”ujar Victor, di Jakarta (28/05/24).
Diharapkan kehadiran Starlink di Indonesia membawa manfaat bagi masyarakat dan perkembangan industri telekomunikasi di Indonesia.
“JLM memahami karakter Indonesia yang suka dilayani, pelanggan kan kalau ada masalah langsung menghubungi pihak yang bersangkutan, nah kalau Starlinknya mau menghubungi siapa kalau tidak ada Dimana-mana, jadi tidak usah terlalu khawatir,”ucap Victor.
Bnetfit yang merupakan koneksi Internet yang didukung oleh 100% Fiber Optic. Dengan paket yang dapat dipilih sesuai kebutuhan, Bnetfit hadir dalam beberapa paket layanan termasuk Bnetfit Eco, Bnetfit Regular, Bnetfit Pro, Bnetfit Ultra, dan Bnetfit Max.