
Standard Chartered Proyeksikan Pertumbuhan PDB RI Jadi 5,1% di 2024

– Standard Chartered menurunkan perkiraan pertumbuhan PDB Indonesia di tahun 2024 menjadi 5,1% dari 5,2% untuk mencerminkan pemasukan dari pemilu yang lebih kecil dari perkiraan.
Menurut laporan Global Focus Economic Outlook Q2-2024 yang dikeluarkan Standard Chartered belum lama ini, yang mencakup dan melihat prospek 58 negara di dunia, serta isu-isu geopolitik, dan implikasi pasar keuangan pada tahun ini dan seterusnya, Asia akan tetap menjadi mesin penggerak utama pertumbuhan perekonomian global.
Baca juga: Resmi! Standard Chartered Rampungkan Pengalihan Ke Bank Danamon
Sementara itu, Afrika dan Kawasan Timur Tengah, Afrika Utara, Afghanistan dan Pakistan (MENAP) diperkirakan akan tumbuh lebih cepat pada tahun 2024 dibandingkan pada tahun 2023.
Namun demikian, pemilihan umum di sejumlah negara pada tahun ini mungkin akan mempengaruhi aktivitas investasi untuk sementara waktu, dan keputusan mengenai waktu dan kecepatan penurunan suku bunga akan tetap menjadi tantangan mengingat masih adanya kekhawatiran terhadap inflasi.
Sarah Hewin, Head of Research, Europe and Americas, Standard Chartered Bank mengungkapkan bank-bank sentral besar kemungkinan akan memulai siklus penurunan suku bunganya dalam beberapa bulan mendatang, sehingga memberi ruang pelonggaran kebijakan oleh bank sentral di Asia pada kuartal ketiga.
“Meskipun inflasi telah melambat selama setahun terakhir, tekanan harga dalam negeri masih menjadi kekhawatiran mengingat kuatnya pasar tenaga kerja serta ketidakselarasan akselerasi penyesuaian upah atau gaji pekerja dengan perubahan kondisi ekonomi di banyak negara,” ujarnya.
Sementara itu, China terus mengalami disinflasi ekspor, namun harga barang secara global masih tetap rentan terhadap gangguan rantai pasokan secara berkala.
“Meningkatnya proteksi perdagangan dapat menambah biaya. Dampak disinflasi akibat turunnya harga pangan dan energi mungkin akan berkurang sebelum perkiraan inflasi yang lebih rendah dapat dipertahankan,” tambah Sarah.
Secara khusus, meningkatnya permintaan minyak global dan rendahnya pasokan non-OPEC dapat mendorong harga yang lebih tinggi bahkan jika pengurangan produksi OPEC tidak berlanjut hingga semester kedua.
“Meskipun target inflasi belum tercapai di beberapa negara, bank-bank sentral juga khawatir bahwa mempertahankan suku bunga terlalu tinggi dalam jangka waktu lama akan berisiko merusak aktivitas perekonomian,” ujar Sarah.
Kenaikan suku bunga riil telah melemahkan ketersediaan kredit dan meningkatkan tingkat tunggakan utang, serta dampak pengetatan moneter sebelumnya kemungkinan masih akan terus berlanjut.
Standard Chartered memperkirakan pertumbuhan beberapa negara besar berada di bawah tren pada tahun 2024.
Peningkatan perkiraan pertumbuhan Amerika Serikat di tahun 2024 mencerminkan banyaknya lapangan kerja yang tercipta saat ini dan momentum pertumbuhan yang berkelanjutan dari paruh kedua tahun 2023.
Perekonomian di kawasan Eropa kemungkinan stagnan pada kuartal pertama dan pertumbuhan kredit masih negatif.
“Standard Chartered memperkirakan pertumbuhan PDB di bawah 1% akan terjadi satu tahun ke depan, meskipun dengan momentum yang membaik karena pertumbuhan upah riil yang lebih tinggi,” tutup Sarah.
Baca juga: Kini Bisa Transfer Kripto Coinbase di Bank Standard Chartered, Pencairan Makin Mudah
Standard Chartered Proyeksikan Pertumbuhan PDB RI Jadi 5,1% di 2024
