Sony dan Kioxia Ajukan Permohonan Untuk Pasok Komponen Ke Huawei

Jakarta, – Sony Corp Jepang dan pembuat chip memori Kioxia Holdings Corp telah mengajukan permohonan persetujuan AS untuk terus memasok Huawei Technologies Co Ltd, Nikkei melaporkan pada hari Minggu (4/10).

Jika dikonfirmasi, langkah tersebut mengikuti perusahaan teknologi lain seperti Intel Corp yang baru-baru ini menerima lisensi dari otoritas AS.

Dengan hubungan AS-China yang paling buruk dalam beberapa dekade, Washington telah mendorong pemerintah di seluruh dunia untuk menekan Huawei, dengan alasan bahwa raksasa telekomunikasi itu akan mentransfer data ke pemerintah China untuk spionase.

Huawei adalah salah satu pelanggan teratas untuk sensor gambar Sony untuk smartphone. Kioxia Holdings Corp adalah pembuat chip memori flash No. dua di dunia dan juga pemasok utama Huawei. Tanpa lisensi AS, Sony dan Kioxia akan menghadapi risiko atas penghasilan mereka .

Kioxia memperingatkan bahwa pembatasan AS pada Huawei dapat memicu kelebihan pasokan chip memori dan menurunkan harga. Perusahaan baru-baru ini mengesampingkan rencana untuk daftar multi-miliar dolar karena ketegangan AS-China menutupi pasar chip global.

Seorang juru bicara Sony mengatakan perusahaan itu mematuhi semua peraturan, tetapi tidak dapat mengomentari klien tertentu. Namun juru bicara Kioxia menolak berkomentar, Nikkei menambahkan.

Sebelumnya Intel dipastikan menjadi vendor pertama yang secara terbuka menyatakan telah diberikan lisensi khusus dari pemerintah AS untuk terus memasok peralatan tertentu ke Huawei, setelah pembatasan diperketat pada vendor China itu pada 15 September 2020.

Sejumlah pembuat chip lainnya termasuk Qualcomm, Micron Technology, Samsung, SK Hynix, Macronix International, MediaTek dan Semiconductor Manufacturing International Corp (SMIC) juga dikabarkan telah mengajukan permohonan penangguhan hukuman tersebut. Namun selain Intel, sejauh ini belum ada pembaruan mengenai status aplikasi mereka.

Huawei, pemasok perangkat telekomunikasi terbesar di dunia dan produsen smartphone terbesar kedua ini, mengandalkan komponen-komponen utama dari beberapa perusahaan teknologi AS. Tahun lalu, Huawei membeli komponen dan suku cadang senilai US$70 miliar dari 13.000 pemasok.

Dari total tersebut sebesar US$11 miliar atau setara Rp156,2 triliun (US$1 = RP 14.200) dihabiskan untuk produk dari perusahaan AS, termasuk chip komputer dari Qualcomm dan Broadcom, serta perangkat lunak Microsoft dan Google Android Google. Pendapatan sebesar itu, terancam menguap akibat keputusan Presiden Donald Trump yang menganggap Huawei sebagai ancaman keamanan AS dan global.

Terima kasih telah membaca artikel

Sony dan Kioxia Ajukan Permohonan Untuk Pasok Komponen Ke Huawei