Shopee Affiliates Program

Smartfren-XL Axiata Berpotensi Merger, Ketahui 5 Faktanya

Jakarta, – Merger Indosat Ooredoo dan Tri Indonesia yang berlangsung sukses tampaknya menjadi inspirasi operator lain untuk melakukan hal serupa. Kabar terbaru Smartfren dan XL Axiata sedang dalam pembahasan untuk menjajaki upaya tersebut.

Tentu aksi merger ini tak dipungkiri salah satunya untuk 5G, operator telekomunikasi membutuhkan 100 MHz agar dapat memberikan layanan 5G secara optimal. Dan tak dipungkiri pula opsi merger menjadi solusi karena membuat perusahaan lebih sehat, baik itu secara keuangan, penguasaan frekuensi dan juga pelanggan.

Untuk melihat seperti kekuatan dari dua operator tersebut, berikut beberapa catatan pentingnya.

Masih dalam pertimbangan

Induk usaha Smartfren-XL Axiata yaitu Axiata Group asal Malaysia dan Sinar Mas Group, sedang menjajaki opsi merger operasional, menurut orang-orang yang mengetahui aksi korporasi tersebut.

Aksi merger tersebut sejauh ini masih bersifat tertutup dan belum ada informasi detail dari aksi kedua perusahaan tersebut sejauh ini.

Pendapatan Perusahaan

Smartfren mencatat pendapatan usaha sebesar Rp4,95 triliun atau naik 15,05 persen di Q2 2021, dibanding periode yang sama tahun sebelumnya sebesar Rp4,30 triliun dengan rugi per saham dasar Rp1,32.

Adapun pendapatan perusahaan terdiri atas jasa telekomunikasi (data dan non data), jasa interkoneksi, dan lain-lain. Data menjadi penyumbang pendapatan tertinggi sebesar Rp4,57 triliun atau lebih tinggi dari sebelumnya Rp3,95 triliun.

Kemudian, non data tercatat Rp136,44 miliar atau lebih rendah dari sebelumnya Rp226,52 miliar, jasa interkoneksi tercatat Rp89,73 miliar atau lebih tinggi dari sebelumnya Rp61,69 miliar, dan pendapatan lain-lain tercatat Rp153,35 miliar atau lebih tinggi dari sebelumnya Rp61,92 miliar.

Sementara XL Axiata pada Q2 meraih pendapatan sebesar 8 persen menjadi Rp 6,73 triliun, meningkat dibandingkan kuartal pertama tahun ini (QoQ).

Selain itu, EBITDA juga tumbuh 8 persen QoQ, dengan marjin lebih dari 50 persen.

Pada kuartal kedua ini, XL Axiata juga mencetak laba bersih sebesar Rp 395 miliar atau naik 23 persen QoQ, sekaligus berkontribusi pada total laba bersih semester pertama tahun ini sebesar Rp 716 miliar

Penguasaan Frekuensi

Sementara itu, Smartfren memiliki total 62 MHz. Masing-masing blok Smartfren tersebar di pita frekuensi 850 MHz dengan lebar pita 2×11 (22) MHz Frekuensi 2,3 GHz dengan lebar pita 40 MHz.

XL Axiata memiliki total alokasi pita frekuensi sebesar 90 MHz. Daftar pita frekuensi yang dimiliki XL ada di frekuensi 900 dengan lebar pita 2×7,5 (15) MHz Frekuensi 1,8 GHz dengan lebar pita 2×22,5 (45) MHz Frekuensi 2,1 GHz dengan lebar pita 2×15 (30) MHz.

Jumlah pelanggan

XL Axiata memiliki 56,8 juta pelanggan per 30 Juni 2021, menurut laporan keuangan terbarunya. Sementara Smartfren tercatat memiliki 28,1 juta pelanggan, tercatat pada kuartal pertama 2021.

Layanan 5G

XL Axiata seperti diketahui telah memiliki layanan 5G yang berjalan di pita frekuensi 1.800MHz dengan lebar pita 20MHz, dalam rentang 1.807,5MHz sampai 1.827,5MHz.

Sementara Smartfren dilaporkan sedang menuju 5G, yang dimana seperti diketahui operator yang indentik berwarna merah ini sebelumnya menang lelang frekuensi 2,3 Ghz. Dan Smartfren merupakan penghuni lama di pita 2,3 GHz  sehingga penguasaan nya di 2,3 Ghz menjadi menjadi 40MHz.

Dan seperti diketahui pula, 2,3 Ghz merupakan salah satu frekuensi yang digunakan untuk 5G, dan Telkomsel telah memanfaatkan frekuensi tersebut untuk layanan 5G-nya.

Terima kasih telah membaca artikel

Smartfren-XL Axiata Berpotensi Merger, Ketahui 5 Faktanya