Sistem Hanud Ukraina Makin Rapat, Saatnya Rusia ‘Bangkitkan’ Drone Bermesin Jet Tu-300 Korshun-U

Dengan mengalirnya beragam sistem pertahanan udara (hanud) dari Barat ke Ukraina, maka semakin sulit bagi Rusia untuk melakukan serangan ke target strategis di Kiev (Kyiv). Berangkat dari pemikiran untuk dapat melakukan serangan presisi, maka ada pemikiran untuk mengerahkan drone bermesin jet dari era Soviet. Hal yang sejatinya telah dilakukan Ukraina saat melakukan serangan jauh ke dalam wilayah Rusia, yakni ke Pangkalan Udara Engels dan Dyagilevo, yang bejarak 482 km dari perbatasan Ukraina.
Baca juga: Dua Pangkalan Udara Pembom Strategis Rusia Diserang Drone ‘Kamikaze’ Bertenaga Jet era Soviet
Dari laman eurasiantimes.com, analis militer asal Rusia, Sergey Marzhetsky menyarankan untuk menghidupkan kembali beberapa drone era Soviet, terutama Tupolev Tu-300, yang dapat digunakan untuk mengatasi rintangan dari sistem pertahanan Udara Ukraina yang kian rapat. Persisnya Tu-300 akan difungsikan sebagai drone kamikaze.
Seperti halnya drone Tu-141/143 yang digunakan Ukraina untuk menyerang pangkalan militer Rusia, maka Tu-300 akan diubah menjadi rudal jelajah, melengkapinya dengan peralatan radio-elektronik modern untuk kontrol satelit dan bahan peledak yang kuat.
Selama ini, Rusia dengan dukungan Iran, telah mengerahkan drone kamikaze Shahed-136 dan Lancet yang dikembangkan secara lokal untuk menyerang Ukraina dalam jumlah besar. Namun, bahan peledak yang dibawa oleh dua drone kamikaze tersebut, dianggap tidak ideal untuk menghancurkan sasaran strategis.
Untuk itu, muncul gagasan untuk menghidupkan kembali drone tuwir dari Soviet, Tu-300 Korshun-U, yang dapat membawa payload besar dan melesat dengan kecepatan high subsonic.
Tu-300 saat digunakan di era Soviet, sudah pernah mengalami modifikasi untuk menjalankan misi electronic intelligence and relaying radio signals. Bagian depan drone ini dilengkapi dengan komunikasi mekanis, kompleks komputer elektronik, dan peralatan tambahan dan pengawasan.
Dari sejarahnya, Tupolev mulai merancang Tu-300 pada awal 1990-an. Penerbangan pertama prototipe berlangsung pada tahun 1991. Dua versi yang ditingkatkan juga telah dikembangkan. “Filin-1” dimaksudkan untuk melakukan pengintaian teknis radio, “Filin-2” untuk transmisi ulang sinyal radio.
Tu-300 dilengkapi dengan kubah antena hidung dan fairing hidung untuk modern sensor dan sistem elektronik. Dengan inlet yang lebih besar, menunjukkan bahwa Tu-300 menggunakan propulsi turbofan.
Karakteristik teknis Tu-300 tidak pernah dilaporkan secara resmi. Namun, ringkasan spesifikasi dapat diketahui, Tu-300 memiliki bobot peluncuran sekitar tiga ton dan mampu melaju hingga 950 km per jam, Tu-300 mampu terbang sampai ketinggian maksimum 6.000 meter dan paling rendah di ketinggian 50 meter.
Baca juga: Ukraina Luncurkan “ePPO” – Aplikasi Ponsel untuk Warga Berburu Rudal dan Drone Kamikaze
Drone ini mampu membawa senjata di bawah badan pesawat hingga berat satu ton. Radius tempur Tu-300 dikerkirakan sekitar 300 km. Bila tak menjalankan peran sebagai drone kamikaze, Tu-300 dapat dipulihkan atau didartakan dengan menggunakan parasut. (Bayu Pamungkas)