
Singapura Pesan Delapan Unit F-35A, Total Operasikan 20 Unit Jet Tempur Stealth F-35A/B di Tahun 2030

Entah disadari atau tidak, ada kesamaan antara pola kebijakan di Timur Tengah dan Asia Tenggara, yakni pengguna jet tempur stealth F-35 Lightning II adalah negara ‘kecil’ yang berstatus sekutu AS nomer wahid di wilayahnya masing-masing. Dengan dalih Washington untuk menjaga keseimbangan kekuatan di kawasan, maka hanya Israel dan Singapura yang mendapat izin mengoperasikan F-35.
Baca juga: Senasib dengan Indonesia, Thailand Juga Ditolak AS untuk Membeli F-35 Ligthning II
Meski akuisisi jet tempur generasi kelima membuat kesan kekuatan udara di sekitar Singapura menjadi inferior, tapi Singapura terus memperkuat postur kekuatan udaranya. Dalam perspektif program akuisisi F-35 untuk Angkatan Udara Singapura (RSAF), selain 12 unit F-35B yang telah dipesan, Singapura berencana untuk menambah delapan unit F-35A, menjadikan secara keseluruhan Negeri Pulau itu akan mengoperasikan 20 unit F-35 series.
Dilansir channelnewsasia.com (28/2/2024), disebut bahwa alasan akuisisi delapan unit F-35A dimaksudkan untuk menggantikan armada F-16 yang sudah menua, dan sebagian akan ditugaskan sebagai detasemen udara di Pangkalan Udara Andersen di Guam.
Menteri Pertahanan Ng Eng Hen dalam pengajuan anggaran di parlemen pada 28 Februari 2024, mengatakan pembelian F-35A adalah bagian untuk mewujudkan “next-generation” force, lantaran antrian produksi yang panjang, jet tempur produksi Lockheed Martin itu diperkirakan baru dapat diterima Singapura pada tahun 2030.
“Setelah beroperasi, jet F-35 akan menempatkan angkatan udara Singapura di liga utama”, kata Ng Eng Hen. Pembelian ini diatur waktunya untuk memanfaatkan “jendela peluang”. Harga F-35 kini lebih kompetitif di tengah banyaknya pesanan yang sehat untuk jet tersebut secara global, kata Dr Ng, yang tidak mengungkapkan biaya pembelian F-35A di Singapura.
Secara keseluruhan, pengeluaran Kementerian Pertahanan Singapura akan mencapai S$20,2 miliar (US$15 miliar) pada tahun anggaran 2024/2025, artinya naik 2,5 persen dari tahun sebelumnya, kata Menhan Singapura kepada parlemen.
Namun Dr Ng menekankan bahwa meskipun ada peningkatan nominal dalam belanja pertahanan, porsi belanja pertahanan dalam persentase terhadap produk domestik bruto (PDB) telah menurun karena telah dikalahkan oleh pertumbuhan ekonomi.
Angkatan Udara Singapura mengakuisisi empat unit F-35B pertamanya pada tahun 2020, dan pesawat-pesawat tersebut berada di jalur yang tepat untuk dikirimkan pada tahun 2026. Delapan unit tambahan F-35B yang diperoleh pada tahun 2023 diproyeksikan untuk dikirimkan pada tahun 2028.
Pemerintah Singapura tidak memberikan rincian biaya pembelian pesawat, namun harga dilaporkan rata-rata sekitar US$82,5 juta untuk jet F-35A yang akan dikirim dari tahun 2023 hingga 2025, menurut juru bicara pemerintah AS.
Selain Borong Jet Tempur F-35B, Singapura Juga Tertarik dengan F-35A dan F-35C
Harga F-35 bervariasi sesuai dengan paket yang dinegosiasikan, dan ini berbeda dari satu negara ke negara lain. Varian “B” dari F-35 dirancang khusus untuk lepas landas jarak pendek dan mendarat secara vertikal. Hal ini meningkatkan ketahanan Singapura terhadap serangan terhadap landasan pacu negara tersebut. Sebaliknya, varian “A” dari F-35 lepas landas dan mendarat secara konvensional, namun dapat membawa lebih banyak bahan bakar untuk daya tahan yang lebih besar, serta muatan senjata yang lebih berat.
Jet F-35 akan menggantikan armada F-16 Singapura yang sudah tua, yang dijadwalkan pensiun pada pertengahan tahun 2030-an. Armada pesawat tempur RSAF di masa depan akan terdiri dari jet F-35A, F-35B dan F-15SG. Bersama-sama, mereka dapat melakukan “rangkaian misi lengkap yang diperlukan untuk mempertahankan langit Singapura”. (Bayu Pamungkas)
Singapura Pesan Delapan Unit F-35A, Total Operasikan 20 Unit Jet Tempur Stealth F-35A/B di Tahun 2030
