Jakarta, – Vendor China Xiaomi menduduki akhirnya mampu menduduki peringkat teratas pasar smartphone Thailand sepanjang Q2-2021. Laporan terbaru IDC menunjukkan, bahwa permintaan ponsel di negara itu secara keseluruhan tumbuh cukup signifikan.

Total pengiriman naik sebesar 6,8% tahun-ke-tahun menjadi 4,8 juta unit, dengan model 5G menyumbang seperlima. IDC memperkirakan perangkat generasi berikutnya akan mengambil bagian 30% pada akhir tahun karena harga yang terus menurun.

IDC mencatat permintaan untuk model low-end  tetap kuat, tetapi pasokan dibatasi oleh kekurangan, sementara segmen premium relatif tidak terpengaruh.  Namun IDC memperingatkan harga smartphone bisa naik sekitar 3% hingga 5% pada akhir tahun daripada titik tengah karena fluktuasi mata uang dan kenaikan biaya.

Dengan tingginya permintaan, Xiaomi kini mengambil 20% pangsa pengiriman pada Q2-2021, mendorongnya ke posisi teratas dari tempat kelima pada periode yang sama tahun 2020. Keberhasilan Xiaomi memuncaki pasar ponsel Thailand, menggusur Vivo yang menjadi market leader pada periode sebelumnya.

Posisi kedua dan ketiga masing-masing ditempati oleh Samsung dan Oppo. Sementara Vivo yang sebelumnya berada di posisi puncak, turun ke posisi empat dan Apple dari empat ke peringkat kelima. IDC memperkirakan peningkatan pengiriman menjelang akhir tahun karena pencabutan pembatasan Covid-19 (virus corona) dan vendor mengajukan penawaran promosi.

Keberhasilan Xiaomi memuncaki pasar smartphone di negeri Gajah Putih, mengulang keberhasilan yang sama yang diraih vendor tersebut di Indonesia. Merujuk pada laporan Canalys selama kuartal dua (Q2) 2021, Xiaomi berhasil melejit ke posisi puncak dalam Indonesia Top 5 Smartphone Vendors Q2 2021 dengan penguasaan pasar 28%. Naiknya Xiaomi membuat Oppo harus turun ke posisi runner-up dengan pangsa pasar 20%.

Di urutan ketiga ditempati oleh Samsung yang menguasai 18% pangsa pasar. Selanjutnya di posisi keempat ada Realme (12%). Melengkapi posisi lima besar terselip Vivo. Sejatinya Vivo memiliki penguasaan pasar yang sama dengan Realme, yaitu 12%, namun periode itu Vivo memiliki pertumbuhan negatif. Seperti halnya di Thailand, Vivo juga sebelumnya merupakan market leader di Indonesia pada periode Q4-2020.