Shopee Affiliates Program

Setelah Biak Jayapura, Kini Telkom Didera Persoalan Jasuka

Jakarta, – Sebagai penyedia layanan fixed broadband terbesar di Indonesia, popularitas Telkom tak diragukan lagi. Melalui unit bisnisnya IndiHome, BUMN telekomunikasi ini mampu meraih lebih dari 8 juta pelanggan pada semester pertama 2021.

Tercatat pendapatan IndiHome tumbuh 24,2% YoY menjadi Rp12,9 triliun. Kontribusi pendapatan IndiHome terhadap revenue konsolidasi Telkom Group naik menjadi 18,5% per Juni 2021, dari sebelumnya 15,5% pada periode yang sama tahun lalu.

Meski telah menjadi cash cow perusahaan, unit bisnis Telkom Group itu, belakangan kerap diterpa isu yang sangat kritikal, yaitu internet yang “mati hidup”. Teranyar terjadi belum lama ini. Internet down itu bahkan berlangsung beberapa hari (19 – 22 September 2021).

Tak  hanya IndiHome, layanan mobile broadband (Telkomsel) juga mengalami gangguan. Keluh kesah pengguna terpantau ramai dituangkan di media sosial, sehingga sempat masuk dalam trending topik di media sosial, Twitter. Usut punya usut, gangguan itu terjadi pada kabel laut.

Pujo Pramono, Vice President Corporate Communication Telkom menyebutkan, bahwa pihaknya menemukan adanya masalah pada sistem komunikasi kabel laut Jasuka (Jawa, Sumatera dan Kalimantan) ruas Batam – Pontianak.

Setelah Biak Jayapura, Kini Telkom Didera Persoalan Jasuka  Setelah Biak Jayapura, Kini Telkom Didera Persoalan Jasuka

“Gangguan teridentifikasi berasal dari titik sekitar 1,5 km lepas pantai Batam pada kedalaman 20 meter di bawah permukaan laut,” ujar Pujo dalam pernyataan resmi, Senin (20/9).

Karena titik permasalahan sudah terindentifikasi, Pujo menyebut pihaknya akan segera mempersiapkan upaya perbaikan infrastruktur sesegera mungkin, sehingga layanan kembali berangsur pulih seperti sedia kala.

Untuk mengatasi persoalan itu, jalur internet dialihkan sementara (rerouting), dan dilakukan penambahan kapasitas beberapa link di wilayah Indonesia, seperti dari Papua, Kalimantan, maupun Jawa, dan mengoptimalkan gerbang internasional di Manado.

Sementara untuk perbaikan sistem JaSuKa itu, Telkom membutuhkan waktu yang cukup lama. Diperkirakan proses perbaikan kabel laut yang terganggu akan berlangsung sekitar sebulan.

Waktu sebulan itu disebut Pujo diperlukan untuk menyambungkan kabel bawah laut yang perlu dilakukan berbagai persiapan. Seperti penyiapan cableship yang akan dioperasikan menuju titik gangguan, penyiapan peralatan dan kelengkapan yang diperlukan pengajuan perizinan untuk pengerjaan perbaikan kabel laut yang merupakan sumber gangguan.

Terganggunya sistem kabel laut Jasuka, mengulang persoalan sama yang sebelumnya juga mendera PT Telkom, yaitu terputusnya kabel laut Jayapura pada 30 April 2021.

Gangguan terjadi karena kabel serat optik bawah laut yang menghubungkan Indonesia Barat dan Indonesia Timur di Utara Jayapura terputus di kedalaman lebih dari 4.000 – 4.050 meter di dasar laut.

Kabel bawah laut ini yang menjadi tulang punggung transmisi data Indonesia Barat dan Indonesia Timur. Penyebab putusnya kabel di titik 360 Km itu, diperkirakan akibat pergeseran lapisan bumi di dasar laut. Hal ini mengakibatkan seluruh layanan Telkom Group mengalami gangguan dengan total trafik sebesar 135 Gbps.

Tiga daerah yang terdampak gangguan telekomunikasi, yakni Kota dan Kabupaten Jayapura, Keerom, dan Kabupaten Sarmi. Demi memperbaiki jaringan fiber optic yang putus itu, Telkom bahkan mendatangkan kapal DNEX Pasifik Link.

Terima kasih telah membaca artikel

Setelah Biak Jayapura, Kini Telkom Didera Persoalan Jasuka