Sesak Napas Gejala COVID-19 Vs Asma, Bagaimana Membedakannya? Cek di Sini

Jakarta –
Infeksi COVID-19 kerap menyerang saluran pernapasan. Hal ini menyebabkan pengidapnya berisiko mengalami sesak napas, selain beberapa gejala lain seperti batuk dan demam.
Kondisi ini membuat seseorang sulit bernapas dalam-dalam sehingga kerap merasa seolah-olah kehabisan napas. Dada mungkin terasa terlalu kencang untuk menghirup atau mengembuskan napas. Rasanya seperti bernapas melalui sedotan.
Lalu bagaimana cara membedakan gejala sesak napas akibat COVID-19 dan asma?
Menurut Asthma and Allergy Foundation of America (AAFA), salah satu tanda yang bisa menjadi perhatian adalah lamanya durasi sesak napas. Bagi pengidap asma, sesak napas bisa berlangsung dalam waktu singkat hingga berjam-jam.
Sementara sesak napas yang dialami pasien COVID-19 gejala ringan hingga sedang bisa berlangsung cukup lama, sekitar 7-25 hari.
Selain itu, sesak napas pada pengidap asma kerap disertai dengan mengi atau napas bunyi. Gejala ini tidak dialami oleh mereka yang mengalami sesak napas akibat COVID-19.
Mereka yang terinfeksi COVID-19 lebih jarang mengembangkan sesak napas. Gejala awal yang mereka rasakan yakni demam, nyeri sendi atau otot, serta batuk kering. Asma biasanya tidak menyebabkan demam kecuali disertai dengan infeksi saluran pernafasan dan biasanya tidak menimbulkan nyeri pada otot.
Sesak napas lebih cenderung menjadi tanda peringatan COVID-19 jika disertai demam, batuk, atau nyeri pada persendian. Sesak napas mungkin ringan dan tidak berlangsung lama. Tetapi, dalam kasus lain, hal itu dapat menyebabkan pneumonia, ARDS, dan disfungsi atau kegagalan multi-organ.