Sempat Dinyatakan Sembuh, Pria Ini Meninggal Akibat ‘Long-Covid’

Jakarta

Seorang pasien COVID-19 meninggal dunia setelah menjalani perawatan intensif selama 60 hari dan sempat dinyatakan sembuh. Pihak keluarga menyebut pasien ini meninggal akibat ‘long-Covid‘.

Roehl Ribaya, 47, pertama kali dirawat di Rumah Sakit Blackpool Victoria pada 29 Mei dan menghabiskan 48 hari di ruan intensif karena memerlukan alat bantu napas. Setelah berangsur membaik, Ribaya menjalani rawat inap di bangsal biasa selama 12 hari sebelum diizinkan pulang pada 14 Agustus.

Hanya saja, pihak keluarga mengatakan ia tidak pernah sembuh total dari gejala COVID-19 meski telah dinyatakan sembuh dan diizinkan pulang. Ribaya meninggal dunia setelah mengalami serangan jantung pada 13 Oktober lalu.

“Dia tak pernah sama lagi. Dia sesak sepanjang waktu,” tutur sang istri yang juga seorang perawat, Stella Ricio-Ribaya, kepada BBC.

Serangan jantung yang dialami Ribaya dikaitkan dengan fibrosis paru pasca terinfeksi COVID-19 atau dikenal dengan long Covid.

National Health Security Inggris beberapa waktu lalu mengumumkan akan menyusun pedoman tentang cara mengobati kondisi ‘long Covid’. Penyusunan pedoman ini dilatarbelakangi makin banyak pasien sembuh yang masih mengeluhkan gejala setelah berbulan-bulan.

Meski belum ada data resmi terkait jumlah orang yang telah meninggal sebagai akibat dari ‘long Covid’ tetapi kerusakan signifikan yang dapat dilakukan virus pada jantung dan paru-paru menunjukkan kemungkinan itu.


Terima kasih telah membaca artikel

Sempat Dinyatakan Sembuh, Pria Ini Meninggal Akibat ‘Long-Covid’