Shopee Affiliates Program

Selangkah Lagi Induk Usaha XL Akan Merger Dengan Telenor

Jakarta, – Upaya penggabungan dua raksasa telekomunikasi Axiata Group dan Telenor Malaysia (Digi Telecommunication), diperkirakan dapat diselesaikan dalam beberapa hari. Bocoran mengenai aksi korporasi itu disampaikan mantan CEO Axiata Group Izzaddin Idris.

Izzaddin mengindikasikan, bahwa merger yang menimbulkan pro kontra di tingkat nasional itu, sesungguhnya dapat memberikan dorongan besar bagi kemajuan industri selular Malaysia.  Kepada Reuters, Izzaddin mengatakan bahwa dalam briefing virtual, kedua perusahaan telah menyelesaikan proses uji tuntas. Ia meyakini kesepakatan akhir akan ditandatangani dalam minggu depan.

Pembicaraan diantara kedua grup perusahaan kembali dimulai pada April lalu, dengan proposal untuk Axiata dan Telenor untuk menggabungkan operasi selular perusahaan, yaitu Digi dan Celcom.

Keduanya sepakat berbagi kepemilikan masing-masing sebesar 33,1% di entitas baru. Dana institusional akan memiliki sisa dari perusahaan hasil merger, yang diberi nama Celcom Digi, dan akan dicatatkan di bursa saham Malaysia.

Izzaddin Idris menambahkan para pemegang saham telah mendukung kesepakatan itu, yang menurutnya akan membantu memulihkan pertumbuhan jangka panjang dan profitabilitas industri yang semakin turun dalam beberapa tahun terakhir. Jika kesepakatan tercapai, merger akan memakan waktu antara sembilan hingga 12 bulan, tergantung pada persetujuan regulator.

Upaya merger ini adalah kali kedua yang dilakukan kedua perusahaan, setelah pertama kali menjajaki langkah tersebut pada Mei 2019, namun berujung pada kegagalan. Diketahui proses merger terkendala dengan beragam kompleksitas yang terkait dengan transaksi, sehingga tidak mendapat persetujuan dari otoritas Malaysia.

Pernyataan Perdana Menteri Malaysia (saat itu) Mahatir Mohamad yang menginginkan kepastian bahwa mega-merger antara Axiata dan Telenor tidak akan menyebabkan hilangnya pekerjaan di negara itu, juga menjadi salah satu sinyal bahwa kesepakatan yang diinginkan oleh ke dua operator itu, menuju jalan terjal.

Memang dalam kesepakatan sebelumnya, posisi Axiata yang merupakan induk perusahaan XL Indonesia, berada di bawah Telenor. Grup operator telekomunikasi yang berbasis di Norwegia disebutkan akan memegang saham mayoritas. Telenor diproyeksikan memiliki 56,5% saham dan Axiata 43,5% dalam usulan “merger setara.” Alhasil, untuk memuluskan upaya merger pada kali kedua ini, baik Axiata maupun Telenor sepakat untuk berbagi penguasaan saham yang sama di entitas baru.

Seperti halnya negara-negara lain di dunia, ekonomi Malaysia saat ini memang tengah dalam tekanan. Menurut laporan GlobalData (29/4/2021), pandemi covid-19 berdampak signifikan pada berbagai industri, termasuk sektor telekomunikasi.

Pelanggan selular secara keseluruhan pada 2020 turun 3,6% YoY karena pengguna prabayar dan roaming yang lebih renda. Namun penggunaan data meningkat hampir 40% pada tahun yang sama didorong oleh kerja jarak jauh skala besar, pertumbuhan streaming konten, dan infrastruktur serat optik yang terbatas di negara ini.

Di antara perusahaan telekomunikasi, Maxis mendapatkan kembali kepemimpinan pasar dalam total pelanggan. Maxis tercatat memiliki pangsa 25% pada kuartal pertama 2021.

Operator peringkat kedua, Celcom memiliki keuntungan terbesar dengan peningkatan 306 ribu pelanggan (3,7% YoY) pada 2020 yang mendorong pangsa pasarnya sebesar 1,4%. Kinerja kuat Celcom yang dimiliki Axiata Group, didorong oleh segmen pascabayar dan prabayar.

Di sisi lain, sebagai operator terbesar ketiga, Digi menerima pukulan terbesar dari pandemi, kehilangan 840.000 pengguna (-7,4% YoY) tahun lalu dengan penurunan pangsa pasarnya sebesar 1,0%. GlobalData menyebutkan, penurunan kinerja anak perusahaan Telenor itu, sebagian besar disebabkan oleh anjloknya pelanggan prabayar.

Terima kasih telah membaca artikel

Selangkah Lagi Induk Usaha XL Akan Merger Dengan Telenor