Sekali Terkena Covid Bisa Bikin Tubuh Kebal?

Setelah terkena infeksi virus tertentu sistem imun tubuh biasanya akan menjadi lebih familiar dengan kehadiran virus dikemudian hari. Contohnya jika kita terkena cacar air saat kanak-kanak, maka dikemudian hari keil kemungkinan kita akan terkena lagi karena sistem imun menjadi lebih kebal dengan cacar air. Nah bagaimana dengan virus Corona atau SARS-CoV-2?
![]() |
Antibodi |
Dalam dua penelitian baru mengenai hal ini memberikan bukti yang sedikit menggembirakan di tengah pandemi ini, setelah terpapar COVID-19 pasien dapat menjadi kebal terhadap infeksi di masa depan. Para peneliti menemukan bahwa orang yang telah terpapar dan sistem imunnya membuat antibodi untuk virus korona resiko terpapar lagi virus ini relatif kecil dan ini dapat berlangsung sampai dengan enam bulan setelahnya dan mungkin lebih.
Hasil dari penelitian ini menjadi pertanda baik bagi vaksin, yang tugasnya memprovokasi sistem kekebalan untuk membuat antibodi atau zat yang menempel pada virus guna menghancurkannya dengan sistem kekebalan tubuh lainnya.
![]() |
Antibodi sebagai penanda target atau SARS-CoV-2 |
‘Para peneliti menemukan bahwa orang dengan antibodi dari infeksi alami yang bukan vaksin risiko tertular lagi virus menjadi jauh lebih rendah. Hal ini juga ternyata memiliki urutan perlindungan yang sama jika seseorang di vaksin menggunakan vaksin yang tepat.” ungkap Dr. Ned Sharpless ungkap direktur dari Nation Cancer Institute di Amerika Serikat.
Kedua studi tersebut menggunakan dua jenis tes. Salah satunya adalah tes darah untuk antibodi, yang dapat bertahan selama berbulan-bulan setelah infeksi. Jenis tes lain menggunakan sampel hidung atau sampel lain untuk mendeteksi virus COVID-19 dan bagian-bagiannya, yang menunjukkan infeksi terbaru.
Baca Juga
Studi di National Cancer Institute melibatkan lebih dari 3 juta orang yang menjalani tes antibodi dari dua laboratorium swasta di Amerika Serikat. Hanya 0,3% dari partisipan yang awalnya memiliki antibodi kemudian dites positif terkena virus corona, sedangkan yang tidak memiliki antibodi terdapat 3% dari partisipan yang positif.
Satu studi lainnya yang diterbitkan oleh New England Journal of Medicine, melibatkan lebih dari 12.500 petugas kesehatan di Rumah Sakit Universitas Oxford di Inggris. Di antara 1.265 yang memiliki antibodi virus korona karena sebelumnya telah terpapar virus COVID-19, hanya dua yang memiliki hasil positif pada tes untuk mendeteksi infeksi virus dalam enam bulan berikutnya dan tidak ada gejala yang berkembang.Berbeda dengan 11.364 pekerja yang awalnya tidak memiliki antibodi. 223 dari partisipan dinyatakan positif terinfeksi dalam kira-kira enam bulan berikutnya.
Kedua penelitian tersebut menghasilkan hasil yang sama yakni pengurangan risiko10 kali lebih kecil kemungkinannya untuk mengalami infeksi kedua jika sudah terdapat antibodi di dalam tubuh. Antibodi sendiri sebenarnya tidak memberikan perlindungan secara langsung kepada tubuh, namun antibodi ini berguna sebagai penanda suatu target dari sistem kekebalan tubuh lainnya. Nantinya materi virus akan dipecah oleh sel yang bertugas.
Meskipun pasien COVID-19 yang sembuh mendapatkan kekebalan ‘sementara’ dari adanya antibodi dan vaksin tengah digarap, alangkah lebih baik jika kita tidak bersinggungan dengan COVID-19 serta tidak pernah terpapar ya guys. Jaga selalu kesehatan, jangan lupa cuci tangan memakai sabun, selalu memakai masker dan menjaga jarak!