
Satelit Satria-1 Peroleh Pinjaman Rp2,1 Triliun Melalui AIIB

Jakarta, – Guna memfasilitasi konektivitas bagi sekitar 45 juta masyarakat di beberapa wilayah paling terpencil di Indonesia, Asian Infrastructure Investment Bank (AIIB) bekerja sama dengan PT Satelit Nusantara Tiga (PSNT) untuk mengembangkan Satelit Multifungsi Satelit Indonesia Raya (Satria-1).
AIIB dalam hal ini telah mengungkapkan kesiapanya untuk menggelontorkan pinjaman senilai US$150 juta atau setara Rp2,1 triliun untuk proyek Satria-1, yang menurut rencana satelit tersebut dijadwalkan meluncur ke angkasa pada kuartal III 2023 mendatang.
“Proyek ini berdampak amat penting bagi jutaan masyarakat. Proyek ini dapat memberi inklusi digital bagi para siswa di sekitar 94 ribu sekolah melalui pembelajaran daring, meningkatkan konektivitas bagi 3.700 pusat kesehatan, dan menghubungkan 3.900 pemerintah daerah dengan pusatnya di Jakarta,” terang Adi Rahman Adiwoso, Chief Executive Office PSNT, dalam acara diskusi bertajuk ‘Menilik Pentingnya Konektivitas – Innfrastructure fot Tomorrow (i4t), Kamis (12/8).
Baca juga: Migrasi Siaran TV Analog ke Digital Tahap Pertama Dimulai 31 April 2022
Saat ini satelit sedang diproduksi oleh Thales Group di Perancis dan akan memiliki kapasitas 150 Gbps dengan frekuensi Ka-Band.
“Kemudian PSNT akan bertanggungjawab untuk mengawasi pembangunan dan peluncuran satelit, memastikan orbit satelit, dan mendapatkan lokasi gateway dan stasiun bumi, mendapatkan asuransi dan mengoperasikan, serta memelihara satelit, serta stasiun gateway dan bumi,” sambungnya.
Baca juga: Implementasi Tahap Awal 5G XL Axiata Bakal Sasar Pelanggan Mobile
Sementara itu Menteri Kominfo, Johnny G Plate yang hadir dalam acara tersebut juga menegaskan satelit SATRIA-1 bakal menyediakan akses internet di 150 ribu titik layanan publik dari total 501.112 titik, yang di daerah 3T yang belum memiliki akses internet.
Dari total 150 ribu titik tersebut, 3.700 di antaranya merupakan fasilitas kesehatan, 93.900 sekolah/pesantren, 47.900 kantor desa/kelurahan, dan 4.500 titik layanan publik lainnya.
Adapun keseluruhan kapasitas transmisi satelit sebesar 150 gigabytes per second (Gbps). Artinya, setiap titik akan mendapatkan kapasitas dengan kecepatan sebesar 1 megabytes per detik.
Baca juga: Huawei Bakal Luncurkan Satelit Uji Guna Verifikasi Teknologi 6G
“Saya berharap pada akhir 2023 nanti satelit tersebut dapat dikirim atau ditempatkan di orbit dan berfungsi komersial untuk membantu publik Indonesia,” tandasnya.
Dan Sekedar informasi pula proyek ini juga diinisiasi oleh Kementerian Komunikasi dan Informatika karena tantangan kondisi geografis Indonesia terhadap penetrasi internet. Seingga konektivitas berbasis satelit dinilai sangat memungkinkan diandalkan untuk menjangkau akses komunikasi bagi lokasi-lokasi terluar di Nusantara.
Satelit Satria-1 Peroleh Pinjaman Rp2,1 Triliun Melalui AIIB
