Jakarta, – Seperti yang sudah diprediksi, Samsung memperkenalkan perangkat andalannya yang bisa dilipat Galaxy Z Fold3 di acara Unpacked. Fold generasi ketiga membawa peringkat IPX8 untuk ketahanan air dan dukungan untuk S Pen di samping peningkatan daya tahan, tampilan, dan kinerja.

Galaxy Z Fold3 mengusung lebih dari 7,6” Dynamic AMOLED 2X dengan kecepatan refresh 120Hz, lebih adaptif dari pendahulunya, tetapi sekarang kamera selfie telah berada di bawah layar, bukan berada di belakang lubang punch, menjadikan Z Fold3 ponsel Samsung pertama dengan kamera UD (under display).

Sensor dari solusi UDC ini hanya memiliki resolusi 4MP tetapi juga memiliki piksel 2,0µm terbesar dari semua kamera terpasang dan aperture f/1.8. Penggunaannya dimaksudkan sebagian besar untuk panggilan video karena Anda mendapatkan kamera selfie lain 10MP f/2.2 di lubang punch di layar sampul, dan Anda tentu saja juga bisa mengambil foto narsis dengan kamera utama di Fold3.

Layar penutup mempertahankan 6,2″ diagonal dan perlindungan Gorilla Glass Victus tetapi sekarang juga memperoleh kecepatan refresh 120Hz.

Menjadi otak Galaxy Fold3 adalah chipset Snapdragon 888 5nm, dan ponsel ini menggunakan modemnya sepenuhnya untuk menawarkan dukungan Sub6 dan mmWave 5G yang dipasangkan dengan 12GB RAM dan penyimpanan UFS 3.1 untuk memastikan kelancaran pengoperasian OS Android 11 dengan overlay One UI.

Yang agak mengecewakan, Z Fold3 memiliki pengaturan kamera yang hampir sama dengan model sebelumnya. Dan meskipun unit utama 12MP dengan lensa f/1.8 dan ukuran sensor 1/1,76″ (piksel 1,8µm), unit ultrawide 12MP f/2.2 dengan piksel 1,12µm dan khususnya kamera telefoto 12MP f/2.4 dengan ukuran kecil 1,0 Piksel dan zoom hanya 2x yang terasa ketinggalan zaman.

Sebagai referensi, Galaxy Note9 memiliki 12MP F/2.4 dengan ukuran piksel yang sama dan keluar pada tahun 2018.

Kamera utama memiliki Dual Pixel AF dan OIS, sedangkan kamera telefoto memperoleh OIS. Sayangnya, rumor tentang autofokus pada kamera ultrawide ternyata salah. Pada catatan yang lebih positif, seluruh panel belakang sekarang ditutupi oleh Gorilla Glass Victus.

Pembuatan Z Fold3 jelas merupakan pencapaian paling membanggakan Samsung. Perusahaan membawa bingkai Aluminium Armor, yang seharusnya lebih tahan lama daripada bingkai aluminium standar yang telah diproduksi perusahaan. Panel pelindung di atas layar internal juga telah diperkuat dan sekarang bisa menahan lebih banyak penyalahgunaan.

Samsung juga berhasil memotong satu milimeter di sana-sini, membuat Z Fold3 sedikit lebih kompak dari pendahulunya. Bobotnya juga sedikit diturunkan, tetapi pada 271 g, ponsel lipat baru ini sama sekali bukan ponsel ringan. Sayangnya, kapasitas baterai sedikit berkurang menjadi 4.400mAh (dari 4.500mAh pada Fold2), dan pengisian daya masih mencapai 25W kabel melalui PD, nirkabel 11W, dan kemampuan pengisian nirkabel terbalik 4,5W.

Bisa dibilang, perubahan terbesar yang dibawa Fold3 adalah dukungan S Pen, ponsel mendapatkan pilihan S Pen Pro dan S Pen Fold Edition baru – aksesori eksklusif yang dibuat tepat untuk kebutuhan Z Fold3. Ini sedikit lebih kecil dari S Pen Pro dan tidak memiliki Bluetooth tetapi masih memungkinkan untuk Air Command. Seperti halnya Galaxy S21 Ultra, Fold3 tidak memiliki slot untuk S Pen, jadi Anda harus memakai casing khusus untuk bisa menambahkannya.

Samsung juga memoles multitasking di Galaxy Fold3. UI telah ditingkatkan, jadi lebih mudah untuk membagi layar di antara beberapa aplikasi dan berinteraksi dengannya. Ada juga Menu Mini untuk beralih aplikasi cepat tanpa bolak-balik dengan tombol atau gerakan.

Galaxy Z Fold3 dijual dalam tiga warna berbeda – Phantom Black, Phantom Green, dan Phantom Silver. Muncul dalam versi penyimpanan 256GB dan 512GB dengan harga mulai di Eropa ditetapkan pada €1.799 atau Rp30,4 juta.