Shopee Affiliates Program

Saat Bisnis E-Commerce Terbang Tinggi, Telkom Justru Suntik Mati Blanja.com

Jakarta, – Telkom mengambil keputusan tegas terhadap bisnis e-commerce yang telahi digeluti perusahaan selama bertahun-tahun. Operator pelat merah itu, memutuskan untuk menghentikan layanan Blanja.com per 1 September 2020. 

Telkom mengungkapkan bahwa penutupan Blanja.com merupakan bagian dari langkah strategis perusahaan untuk mengembangkan bisnis e-commerce ke arah yang lebih baik. Langkah tersebut, sejalan dengan rencana strategis jangka panjang perusahaan dalam rangka meningkatkan profitabilitas.

“Sejalan dengan program transformasi perusahaan, terhitung 1 Oktober 2020 Telkom hanya akan fokus pada bisnis e-commerce di segmen korporasi dan UMKM (usaha mikro, kecil dan menengah) melalui transaksi Business to Business (B2B),” jelas perusahaan dalam pernyataan resmi, Rabu (2/9/2020).

Saat ini, Telkom tengah fokus mengembangkan dan menangkap peluang bisnis e-commerce di segmen enterprise. Salah satunya melalui Pasar Digital (PaDi) UMKM yang merupakan instrumen penggerak ekonomi lokal dengan pemanfaatan aplikasi digital untuk mengembangkan bisnis dan ekosistem di kalangan itu.

Sekedar diketahui, Blanja.com didirikan pada 2014, saat itu Telkom masih dipimpin oleh Alex Sinaga sebagai Direktur Utama. Blanja.com menjadi bagian dari strategi Telkom Group yang berkomitmen untuk membangun ekonomi digital Indonesia. Harapannya dapat membantu produk-produk UKM dapat terdistribusikan dengan cepat, biaya relatif rendah dan harga yang relatif baik untuk pasar Indonesia, maupun pasar global.  

Situs e-commerce ini bernaung di bawah payung PT. Metra Plasa, anak perusahaan PT Telkom yang menangani beragam bisnis digital. Perseroan menggandeng platform e-commerce  terkemuka asal AS, eBay Inc, dengan membentuk joint venture, dengan konsep mempertemukan penjual dan pembeli dalam satu platform, yang dikenal dengan istilah market place.

Agar bisa bersaing dengan market place lainnya,  Blanja.com menawarkan layanan cross border trading yang memungkinkan pengguna melakukan jual-beli barang di lapak eBay.

Awalnya, Blanja.com mencatat perkembangan yang positif melalui hasil yang dicapai, antara lain mendapat kepercayaan dari 45 ribu UKM yang berganung di blanja.com yang tersebar dari Sabang sampai Marauke, serta pencapaian total sales sekitar Rp 600 miliar pada akhir 2015.

Sayangnya belakangan ini, pencapaian Blanja.com tidak bagus-bagus amat. Berdasarkan laporan situs iPrice pada kuartal kedua 2020, kinerja Blanja.com cenderung stagnan. Jumlah pengguna aktif bulanan hanya sekitar 947.500 orang. 

Dibandingkan e-commerce lain, seperti Tokopedia, Bukalapak, Lazada, Blibli, Shopee, atau JD.id, Blanja.com justru tidak populer sejak berdiri di Indonesia. Pandemi covid-19 yang mendorong perubahan gaya belanja masyarakat dari off-line ke on-line, nyatanya juga tidak berdampak pada kinerja Blanja.com.

Padahal imbas dari pandemi, banyak platform e-commerce panen pengunjung dan transaksi pun terbang tinggi. Masyarakat kini semakin terbiasa berbelanja di situs e-commerce  yang menawarkan banyak kemudahan, selain harga yang rata-rata lebih murah dibandingkan toko fisik.

Saat Bisnis E-Commerce Terbang Tinggi, Telkom Justru Suntik Mati Blanja.com

Tengok saja pencapaian Tokopedia. Platform e-commerce yang didirikan oleh William Tanuwijaya ini, mencatat kenaikan jumlah penjual lebih dari 1,8 juta dari 7,2 juta sejak Januari 2020 lalu. Tren ini terus berlanjut karena pada Mei 2020 terjadi penambahan lebih dari satu juta penjual baru hingga total 8,3 juta penjual. 

Tokopedia mengatakan terjadi pergeseran pola belanja dari offline ke online akibat pembatasan mobilitas di kala pandemi Covid-19 ini. Masyarakat kini mulai terbiasa berbelanja di situs e-commerce. Produk yang banyak dibeli yakni masker kesehatan, hand sanitizer, dan bahan pokok.

Saat ini Tokopedia merupakan toko online yang paling banyak dikunjungi oleh masyarakat Indonesia dengan total pengunjung mencapai 1,2 miliar, dengan rincian 863,1 juta pengunjung dari web mobile dan 329,8 juta pengunjung dari desktop.

Saat Bisnis E-Commerce Terbang Tinggi, Telkom Justru Suntik Mati Blanja.com

Seperti halnya Tokopedia, Shopee juga meraup keuntungan kala pandemi Covid-19 ini. Dari segi transaksi, Shopee mencatatkan pencapaian lebih dari 260 juta transaksi selama kuartal II-2020.

Jika di rata-rata dalam sehari, maka Shopee berhasil mencatatkan lebih dari 2,8 juta transaksi. Jika dibandingkan dari tahun kuartal II 2019, penyedia layanan e-commerce asal Singapura itu, mencatat adanya peningkatan lebih dari 130 persen.

Shopee pada periode kuartal II 2020 meraih peringkat 1 untuk aplikasi e-commerce dengan pengguna aktif terbanyak, jumlah unduhan dan total waktu dihabiskan pada sebuah aplikasi di Android berdasarkan riset dari App Annie.

Selama kuartal II 2020, Shopee melihat ada perubahan perilaku masyarakat yang berdampak terhadap pertumbuhan transaksi khususnya di e-commerce.

Perubahan tersebut membawa kebiasaan dan anggapan baru akan mudahnya memenuhi kebutuhan melalui e-commerce, sehingga berdampak positif bagi industri e-commerce di Indonesia. 

Lantas apa yang menyebabkan Blanja.com tumbuh kerdil. Padahal saat ini tengah terjadi perubahan yang cukup radikal menyangkut arus belanja masyarakat, dari off-line ke on-line, sebagai imbas dari pandemi corona. Di sisi lain, situs belanja ini juga didukung oleh dua perusahaan raksasa, Telkom dan eBay. 

“Blanja.com memang tidak terlalu menonjol dibandingkan e-commerce lain. Ini kami lakukan untuk meningkatkan trafik dan fokus melayani segmen tertentu. Segmen kami lebih ke komunitas sehingga mampu memenuhi kebutuhan mereka dalam berbelanja di Blanja.com,” kilah Jemmy Cofindo, dalam satu pernyataan kepada Selular (8/5/2019). 

Dengan menghentikan layanan Blanja.com, Telkom pada akhirnya mengikuti jejak operator telekomunikasi lain yang terpaksa menutup bisnis sejenis, karena tak ingin terus-terusan bakar uang.

Seperti diketahui, pada Akhir Agustus 2017, XL Axiata resmi melepas kepemilikan sahamnya di Elevenia. Sebelumnya, XL memiliki 50 persen saham kepemilikan di Elevenia, sama dengan yang dimiliki oleh SK Planet (anak perusahaan SK Telecom, Korea Selatan). Seluruh saham Elevenia kini dimiliki oleh PT Jaya Kencana Mulia Lestari dan Superb Premium Pte Ltd, yang disebut-sebut sebagai anak usaha Salim Group.

Dengan penjualan saham tersebut, XL jadi operator kedua yang menutup bisnis e-commerce  setelah Indosat Ooredoo yang juga melakukan hal sama terhadap Cipika. Operator yang dimiliki Ooredoo Qatar itu, menyuntik mati Cipika pada Juni 2017. 

Dengan melepas layanan e-commerce, baik XL Axiata maupun Indosat Ooredoo menyatakan kembali fokus pada core business. Perusahaan masih akan mengembangkan bisnis digital lainnya, namun masih berdekatan dengan bisnis utama. Di antaranya digital entertainment, digital advertising, dan digital money.

Terima kasih telah membaca artikel

Saat Bisnis E-Commerce Terbang Tinggi, Telkom Justru Suntik Mati Blanja.com