Jakarta –

Direktur Rumah Sakit Indonesia di Gaza, Atef al-Kahlout, mengungkapkan bahwa rumah sakit tersebut akan berhenti beroperasi total pada Jumat (10/11/2023). Hal ini disebabkan karena solar yang digunakan untuk bahan bakar hanya tersisa untuk satu hari.

Selama ini, rumah sakit tersebut masih bisa terus beroperasi dan merawat pasien dengan bantuan generator untuk mengalirkan listrik.

“Hari ini, Kamis tanggal 9 November 2023, solar untuk Rumah Sakit Indonesia tersisa 1.100 liter dan ini hanya cukup untuk satu hari saja,” kata al-Kahlout pada akun lembaga kemanusiaan MER-C Indonesia di platform X yang dilihat detikcom pada Jumat (10/11/2023).

“RS Indonesia akan berhenti beroperasi total besok jika tidak ada solar untuk menghidupkan generator sebagai sumber listrik,” sambungnya.

Sebelumya, relawan MER-C yang berada di RS Indonesia, Fikri Rofiul Haq, mengatakan pada Rabu (8/11) bahwa bantuan kemanusiaan belum bisa masuk ke wilayah utara Gaza. Itu merupakan lokasi RS Indonesia berada.

Dia menjelaskan bantuan kemanusiaan yang masuk dari pintu perbatasan Rafah di Gaza selatan belum sampai ke RS Indonesia yang berada di Gaza utara.

“Memang ada beberapa truk yang diizinkan masuk ke jalur Gaza, tapi (bantuan) dari beberapa truk itu belum bisa dibagikan secara merata,” kata Fikri yang dikutip dari Antara.

“Sedangkan Jalur Gaza tengah terus dibombardir (Israel) untuk memisahkan Gaza selatan dan utara,” lanjut dia.

Fikri mengatakan pintu perbatasan di Rafah sudah kembali ditutup. Hal ini membuat pergerakan dan bantuan kemanusiaan kembali tertahan.