Royal Sports Medicine Centre Ultah ke-9, Ingatkan Pentingnya Penanganan Cedera

Jakarta –
Royal Sports Medicine Centre (RSMC) merayakan hari jadinya yang ke-9 pada Jumat (26/5/2023). RSCM merupakan bagian dari layanan unggulan RS Royal Progress, Sunter, Jakarta Utara, yang memberikan solusi medis untuk kebugaran dan cedera olahraga kepada atlet dan olahragawan.
Didirikan pada tahun 2014, RSMC melihat pentingnya penanganan dan pendampingan bagi atlet yang cedera. Misi ini didapat usai melakukan studi banding dengan negara-negara ASEAN yang memiliki penanganan yang jauh berbeda dengan Indonesia.
“Kita ‘kan melakukan studi banding nih ke negara tetangga dulu lah nggak usah jauh-jauh ya ASEAN countries lah ya, Singapore, Malaysia, Vietnam, kok atletnya bisa pada prestasi tuh kenapa gitu,” ungkap dr Ivan Ruliff Setiadarma, MM Direktur Utama RS Royal Progress, dalam sambutannya, Jumat (26/5/2023).
“Bedanya adalah pada saat si atlet ini mengalami masalah penanganannya sangat jauh berbeda dengan yang dilaksanakan tata laksananya untuk atlet di sini gitu, sehingga otomatis kalau penanganan nya beda berarti outcome-nya beda jadi itulah yang menyebabkan kita sangat concern,” lanjutnya.
Direktur Klinik Royal Sports Medicine Centre, Dr dr Bobby N Nelwan, SpOT (K). Foto: Dinda Zahra Ghaisani Usdi/detikHealth
|
RSMC pun menjadi suatu one stop solution yang menawarkan semua pelayanan dalam satu ruang lingkup sehingga pasien yang cedera dapat langsung segera ditangangi di satu tempat.
Bukan hanya melayani atlet, RSMC juga menerima pasien-pasien pecinta olahraga. Pasalnya, cedera dapat muncul kapan dan kepada siapa saja. Jika dibiarkan tanpa penanganan yang tepat, hal ini bisa memperparah cedera.
Karenanya, Direktur Klinik Royal Sports Medicine Centre, Dr dr Bobby N Nelwan, SpOT (K) mengingatkan pentingnya untuk tidak menyepelekan rasa nyeri atau sakit yang mungkin timbul seusai olahraga.
“Sensasi nyeri ini adalah sebagai warning terhadap tubuh kita bahwa ada sesuatu yang sedang cedera. Ibaratnya nyeri ini adalah suatu kebakaran maka nyeri itu akan berupa alarm kebakaran. Maka pemadam kebakaran dateng. Yang dimatikan apinya atau belnya? Udah pasti yang dimatikan apinya,” jelas dr Bobby.
“Kalau nyeri ini muncul, dan kebanyakan dokter tidak memikirkan bahwa alarm nyeri itu harus dicari penyebabnya. Maka jangan dimatikan dulu nyerinya saja, tapi kita harus cari penyebabnya sambil kita matikan alarmnya,” pungkasnya.
Selain itu, penting juga untuk memperhatikan kesiapan tubuh. Jangan sampai olahraga yang harusnya membuat tubuh sehat malah membikin sebaliknya. Jika sampai terjadi cedera, pastikan untuk menangani hal tersebut dengan tepat.