
Riset: Nasabah Perbankan Digital Khawatir dengan Keamanannya

— Riset terbaru menggambarkan secara mendetail kecenderungan nasabah perbankan modern, yang mengindikasikan kebutuhan akan kemampuan perbankan online, kartu yang aman dengan chip dan keamanan pembayaran yang ditingkatkan.
Hal itu terungkap dalam hasil riset Entrust yang dirilis baru-baru ini berjudul “The Great Payments Disruption.”
Perusahaan global yang menyediakan layanan trusted identity, pembayaran dan perlindungan data tersebut mengungkapkan bagaimana disrupsi ini telah berdampak terhadap sentimen, preferensi dan kebiasaan nasabah.
Nasabah terhubungkan secara digital dalam semua sisi kehidupan mereka, dan mereka berharap pengalaman yang sama saat berhubungan dengan bank dan pembayaran, di mana sejumlah besar nasabah cenderung memilih penawaran digital dari lembaga keuangan mereka.
Entrust melakukan survei kepada 1.350 nasabah di sembilan negara, yaitu Indonesia, Australia, Kanada, Jerman, Arab Saudi, Singapura, Uni Emirat Arab, Inggris, dan Amerika Serikat, yang telah melakukan atau menerima pembayaran digital dalam 12 bulan terakhir.
Hasil survei ini membantu memberikan gambaran di mana posisi industri perbankan di tahun 2022 dan bagaimana masa depan seiring dengan berlanjutnya The Great Payments Disruption.
Baca Juga: Kominfo Investigasi Kebocoran Data Dua juta Nasabah BRI Life
“Penelitian ini menyoroti bahwa jauh dari sebelumnya, nasabah perbankan mendahulukan interaksi digital dan kemudian menciptakan pengalaman digital dengan keamanan sebagai fondasinya,” ucap Angus McDougall, Regional Vice President, Asia Pacific & Japan, Entrust.
“Penelitian kami mendapati bahwa ada preferensi sangat kuat untuk memilih perbankan online dan kekhawatiran yang signifikan mengenai penipuan – bahkan, lebih dari dua pertiga nasabah yang terlibat dalam survei kami pindah ke bank atau credit union lain setelah menerima peringatan mengenai terjadinya penipuan atau kebocoran privasi.”
“Jelaslah bahwa lembaga keuangan harus memperkaya pengalaman digital dengan keamanan yang sudah terbukti, seperti solusi keamanan biometrik untuk meningkatkan kepercayaan dan loyalitas nasabah mereka,” ungkap Angus.
Dimulainya Lanskap Perbankan Baru
Tiap bagian dari penelitian ini mempertimbangkan aspek berbeda dari transisi dalam industri perbankan dan pembayaran karena opsi more digital dan contactless tersedia bagi nasabah.
Berikut adalah beberapa temuan penting dari setiap bagian:
● Touchpoint yang omnichannel (berbagai pilihan saluran transaksi) menjadi semakin penting dalam perbankan digital
Sebanyak 80 persen responden dari Indonesia mengatakan mereka lebih memilih untuk melakukan aktivitas perbankan secara online dalam berbagai bentuknya, ini adalah bukti yang jelas bahwa perbankan digital adalah sebuah kenormalan baru.
Akan tetapi, sangat penting untuk tetap menyediakan berbagai opsi digital, karena 71 persen mengatakan mereka lebih memilih menggunakan aplikasi dari bank atau credit union, sementara 9 persen memilih menggunakan web browser di desktop.
Beberapa orang tetap memilih melakukan kegiatan perbankan langsung seperti di cabang (9 persen) atau di interactive teller machine (6 persen).
Secara keseluruhan, ini sejalan dengan tren global dan sangat penting bagi bank untuk menawarkan solusi yang omnichannel (berbagai pilihan saluran transaksi) dan digital-first (transaksi digital yang didahulukan), untuk beresonansi dengan nasabah saat ini.
Baca Juga: Waduh! Ketua OJK Larang Perbankan Fasilitasi Investasi Kripto
Halaman berikutnya
Nasabah sadar kurangnya keamanan memberikan…
Riset: Nasabah Perbankan Digital Khawatir dengan Keamanannya
