RI Disebut Sulit Hindari Ledakan Kasus Omicron, Inikah Biang Keroknya?

Jakarta

Varian Omicron kini merebak di Indonesia. Meski diketahui menimbulkan gejala lebih ringan dibanding varian Delta, varian Omicron menular lebih cepat dibanding varian Corona lainnya, termasuk varian Delta ‘biang kerok’ lonjakan kasus COVID-19 beberapa waktu lalu.

Epidemiolog Universitas Griffith Australia Dicky Budiman menyebut akan sangat sulit menghindari ledakan kasus varian Omicron. Bercermin pada situasi di Australia, akibat merebaknya varian Omicron, kini tercatat 20 ribu kasus baru setiap hari setidaknya dalam 2 pekan terakhir.

“Sehari-hari 20 ribu sampai kolaps layanan kesehatan. Ini pelajaran buat Indonesia bahwa sekarang tenaga kesehatan berkurang karena banyak yang diisolasi karantina. Bahkan saya mau beli makanan banyak yang habis karena suplai terganggu,” ujar Dicky dalam siaran langsung, Kamis (13/1/2022).

Bukannya varian Omicron lebih ‘enteng’ dari Delta?

Dicky membenarkan, gejala akibat infeksi varian Omicron lebih ringan dibanding varian Delta. Secara individu, varian Omicron memang menimbulkan efek yang cenderung ringan. Akan tetapi lantaran tingkat penularannya amat tinggi, Dicky menegaskan Omicron bisa berimbas pada skala yang besar di masyarakat, bukan individual.

“Inilah menunjukkan betul Omicron ini memang ‘less severe’ daripada Delta atau kurang parah dari Delta. Dari dampak individu memang kurang nampak. (Namun) pada fasilitas kesehatan, dampak secara faktor sosial termasuk ekonomi ternyata jauh lebih besar daripada Delta,” beber Dicky.

“Orang-orang yang sakit bisa naik sekali tidak terkendali. Karena memang sulit, dengan efektivitas yang jauh lebih kuat daripada Delta ini membuat (Omicron) banyak sekali menginfeksi orang,” pungkasnya.


Terima kasih telah membaca artikel

RI Disebut Sulit Hindari Ledakan Kasus Omicron, Inikah Biang Keroknya?