Ramai soal Bentak Anak Bisa Bunuh Miliaran Sel Otak, Kata Pakar Sih Begini

Ramai soal Bentak Anak Bisa Bunuh Miliaran Sel Otak, Kata Pakar Sih Begini

Jakarta

Belakangan sebuah video ramai menjadi perbincangan netizen di TikTok. Video yang diunggah oleh akun @hey.tessss itu menyampaikan miliaran sel otak dapat ‘terbunuh’ jika orang tua memarahi atau membentak anak.

“Saat lo baru tahu kalau dibentak / dimarahin orang tua sama saja ngebunuh lebih dari 1 miliar sel otak anak sedangkan kalau dipukul bisa bunuh bermiliar-miliar sel otak,” tulisnya dalam video.

Video tersebut sontak menuai beragam respon dari netizen. Hingga hari ini, video itu mendapat 7.557 komentar dan 580 ribu lebih likes.


“Pantesan aja gue rada lemot, 1 miliar sel otak gue aja pada koid,” tulis akun @xxxxii24.

“Jiwa sama mental gue udah rusak dari dulu, ya dibentak ya dipukul. Untung masih kuat bertahan hidup,” curhat seorang wanita melalui @kim.nuna_moon.

Benarkah Membentak Anak Membunuh Sel Otak?

Menanggapi hal tersebut, dokter anak Dr dr Fransisca Handy BW Agung, SpA, IBCLC, mengatakan matinya sel otak tidak serta-merta disebabkan karena dimarahi orang tua. Hal itu bergantung pada juga pada respon seseorang terhadap peristiwa ‘dimarahi’ itu dan tergantung kapasitas anak menerima kemarahan tersebut.

dr Fransisca menjelaskan banyak faktor yang memengaruhi jumlah sel otak, seperti nutrisi, faktor bekerja, dan keterkaitan hormon dengan sistem tubuh yang lain.

“Kalau dia tidak nyaman dan hormon stres lebih banyak itu akan memengaruhi fungsi tubuh yang lain. Bisa memengaruhi kerja otak jadi insomnia, misalnya dimarahin jadi kepikiran nggak bisa tidur,” kata dr Fransisca kepada detikcom di Fakultas Kedokteran UPH, Tangerang, Sabtu (18/3/2023).

Menurutnya, orang tua boleh saja memarahi anak karena marah adalah sebuah emosi. Namun, harus dilakukan dengan tepat. Orang tua tidak memukul atau menggunakan kata-kata yang menyakitkan. Selain itu, orang tua harus memiliki kemampuan berdiskusi dengan anak remajanya daripada langsung memarahi.

“Banyak anak merasa tidak dicintai orang tuanya ketika sudah beranjak dewasa. Kalau masih kecil ‘kan kayak gemas. Pas sudah besar bahasa cintanya nggak keliatan. Anaknya dimarahi, diatur, diancam. Padahal pengen lho mereka dicium, dipeluk, tapi pada momen yang pas,” tambahnya.

Senada dengan dr Fransisca, psikolog Anastasia Satriyo, M Psi mengatakan memarahi anak tidak langsung membunuh sel otak. Semua ada ‘cerita dan prosesnya.’

“Kita nggak bisa cut point kalo dimarahin langsung sel otaknya mati. Tapi kalau dimarahin, dengan marahnya kayak gimana, anaknya umur berapa, dan sistem penerimaannya gimana, itu baru bisa ngaruh. Jadi kepikiran, nggak bisa tidur. Self esteem dia jadi rendah dan merasa ‘aku anak yang gagal,” jelas Anastasia.

Ia melanjutkan, anak yang sering dimarahi, tetapi minim dipuji orang tua dapat menimbulkan trauma emosi. Namun, trauma ini pun belum tentu membuat sel-sel otak mati.

“Dia nggak ada kegiatan (sel otak tidak produktif), itu yang lebih bikin (sel) mati sih,” tambahnya.

Menurut Anastasia, cara memarahi anak tergantung usianya. Sebagai contoh, anak berusia 2 tahun mungkin sering merusak atau mengambil barang orang. Sebagai orang tua, marah tidaklah tepat karena anak belum mengerti. Memberi tahu pelan-pelan lebih baik daripada dimarahi.

“Kadang-kadang kalau ada waktu buat quality time bareng anak, dipakai buat nyecar anaknya tentang hal yang bikin orang tua kesal. Jadi anak nggak dapat sesi quality time. Nanti anak akan ingat momen ngobrol dengan orang tua berasa dimarahin terus. Building connection dulu nanti di momen-momen yang tepat baru kasih tahu,” pungkasnya.

Terima kasih telah membaca artikel

Ramai soal Bentak Anak Bisa Bunuh Miliaran Sel Otak, Kata Pakar Sih Begini